BARCELONA, KOMPAS.com - Di saat sebagian besar penduduk dunia masih belum bisa menikmati internet cepat 4G LTE atau bahkan 3G, para pelaku industri telekomunikasi di ajang Mobile World Congress (MWC) 2016 sudah ramai membahas soal teknologi wireless generasi ke-5 alias 5G, termasuk Qualcomm.
“5G adalah evolusi berikutnya dari teknologi seluler yang memungkinkan kecepatan lebih tinggi dan latency lebih rendah. Industri internet hingga smart city bakal memperoleh manfaat dari teknologi 5G,” ujar CEO Qualcomm Steve Mollenkopf dalam hari pertama gelaran MWC 2016, minggu lalu.
Qualcomm adalah salah satu pelaku industri telekomunikasi yang aktif mengembangkan teknologi seluler untuk digunakan di jaringan 5G. Perusahaan ini menargetkan bakal menggelar uji lapangan untuk 5G pada 2018. Layanan komersil diharapkan sudah bisa dimulai dua tahun setelahnya, pada 2020.
“Kami akan memimpin transisi ke 5G seperti yang kami lakukan dengan 4G dan 3G. Sulit untuk menjadi pemain 5G yang kuat kalau Anda tak membangun dari kesuksesan 4G. Kami akan memasuki era 5G dengan dukungan para partner yang sudah bemitra di 4G,” imbuh Mollenkopf.
Standar teknologi belum sama
Berbeda dari teknologi seluler sebelumnya, hingga kini masih belum ada kesepakatan soal standar seperti apa yang bakal dipakai untuk menggelar jaringan 5G di masa depan, termasuk soal frekuensi mana yang bisa digunakan.
Secara teori, jaringan 5G nantinya bakal memungkinkan kecepatan transfer sangat tinggi, mencapai 10-50 gigabit per detik atau jauh lebih tinggi dibandingkan kecepatan 4G LTE saat ini yang “hanya” mencapai kisaran ratusan megabit per detik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, para pelaku industri menawarkan solusi masing-masing. Ericsson, misalnya, menciptakan radio 5G dengan teknologi Multi-UserMultiple Input Multiple Output (MU-MIMO) untuk mencapai kecepatan hingga 25 Gbps.
Adapun Qualcomm bereksperimen membuat sebuah “unified technology” yang mengintegrasikan beberapa teknologi berbeda ke dalam satu base station. Teknologi dimaksud mencakup penggunaan 5G di frekuensi di bawah 6 GHz dan di atas 6 GHz, serta milimeter wave dengan frekuensi tinggi 28 GHz atau lebih.
“Untuk millimetre wave, kami menggunakan banyak base station yang bisa melakukan handover ke satu dan yang lainnya agar handset selalu berada dalam line of sight yang diperlukan oleh teknologi ini,” sebut Senior Director Product Management Qualcomm Sanjeev Athalye.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.