Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesempatan Langka, Mengintip Isi Pesawat Uji Airbus A350 XWB

Kompas.com - 01/03/2016, 07:52 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Masuk ke dalam kabin atau terbang dengan pesawat tipe terbaru mungkin sudah biasa. Namun bagaimana dengan masuk ke pesawat yang dipakai sebagai pengujian atau test aircraft?

Di ajang Singapore Airshow 2016 lalu, KompasTekno berkesempatan masuk ke dalam kabin pesawat Airbus A350-900 XWB (X-tra Wide Body) yang oleh Airbus dijadikan sebagai pesawat uji. Pesawat dengan registrasi F-WWCF ini menjadi pesawat A350 kedua (MSN 002) yang diproduksi oleh Airbus.

Pesawat tersebut keluar dari pabriknya di Toulouse, Perancis pada 2 Januari 2014, dan terbang perdana pada 26 Februari 2014. Dengan demikian, umurnya baru sekitar 2 tahunan saat dipajang di SAS 2016 pada pertengahan Februari lalu.

Pesawat ini juga dibawa Airbus tur keliling dunia, memperkenalkan pesawat generasi terbarunya ke berbagai negara.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Plakat yang menunjukkan manufacturer serial number/MSN 002, menandakan pesawat ini merupakan pesawat A350-900 kedua yang dibuat oleh Airbus.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Airbus A350 saat unjuk kebolehan di Singapore Airshow 2016.
MSN 002 juga sering dipakai oleh Airbus sebagai pesawat yang unjuk kebolehan (flying display) di berbagai pameran kedirgantaraan, termasuk di SAS 2016 lalu.

Manuver-manuver ekstrem yang tidak bisa dilakukan secara sengaja saat mengangkut penumpang, didemonstrasikan, seperti berbelok miring hingga 40 derajat, atau takeoff secara ekstrim dengan hidung mendongak nyaris vertikal.

Keistimewaan MSN 002

Apa istimewanya pesawat testbed? Bagi pecinta dan penggiat dunia penerbangan, masuk ke dalam test aircraft adalah pengalaman langka.

Mereka bisa saja masuk ke kabin pesawat A350 yang dioperasikan oleh maskapai-maskapai, tapi belum tentu bisa masuk ke dalam pesawat yang dijadikan sebagai acuan dalam setiap pengembangannya.

Pesawat inilah yang telah melewati pengembangan dan pengujian, seperti uji struktur, takeoff-landing, rejected takeoff, pengujian di suhu ekstrem dari minus 40 derajat hingga 40 derajat, uji performa di dataran tinggi, dan sebagainya.

YouTube/Airbus Airbus A350 saat jalani water ingestion tests.
a350xwb.com A350 MSN 002 saat jalani uji klimatik di fasilitas McKinley Climatic Laboratory di Florida, AS. Pesawat diuji performa dan strukturnya di suhu ekstrem dari -40 hingga 40 derajat celsius.
Dari pesawat inilah lahir perhitungan-perhitungan yang menyempurnakan "adik-adiknya", sehingga mereka bisa "lahir" dan performanya sesuai dengan rancangan.

MSN 002 memiliki ciri khas di luarnya menggunakan livery (cat di bodi pesawat) motif karbon, karena itu pesawat ini juga oleh para antusias penerbangan disebut dengan "Carbon Fiber livery".

Materi serat karbon memang menjadi bahan yang dipakai untuk membuat bodi (fuselage) pesawat, memperkuat bahan plastik di dalamnya, oleh sebab itu Airbus menyebutnya dengan teknologi carbon-fibre reinforce plastic (CFRP).

Materi serat karbon dipilih karena terbukti ringan dan kuat. Lebih ringan dan kuat dibanding bahan aluminum yang saat ini dipakai di kebanyakan bodi pesawat. Dengan memiliki bodi yang lebih ringan, dipadu dengan desain aerodinamis dan mesin yang baru dikembangkan, maka A350 diklaim Airbus 25 persen lebih hemat bahan bakar.

Interior

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com