Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2016, 14:31 WIB
Deliusno

Penulis

Sumber Reuters
KOMPAS.com — Departemen Keamanan AS menantang para hacker untuk meretas situs-situs milik departemen pemerintahan yang berpusat di Pentagon. Dengan cara seperti ini, hacker tersebut diharapkan dapat membantu menemukan kelemahan dalam sistem keamanan cyber milik pemerintah.

Program peretasan oleh publik ini dijalankan oleh Defense Digital Service.

Hack the Pentagon, nama program peretasan itu, didesain mirip dengan program bug bounty yang dijalankan oleh beberapa raksasa teknologi, seperti Google dan Facebook.

Program seperti ini dapat membantu ahli keamanan untuk menemukan dan mengindentifikasi masalah sebelum penjahat cyber dapat memanfaatkan celah tersebut.

"Saya yakin bahwa inisiatif inovatif ini dapat memperkuat pertahanan digital kami dan meningkatkan keamanan nasional," ujar Menteri Pertahanan AS Ash Carter, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Reuters, Kamis (3/3/2016).

Carter mengatakan bahwa sekarang merupakan saat yang tepat untuk mempelajari praktik-praktik terbaik dari industri, salah satunya melalui bug bounty ini.

"Kami tidak bisa melakukan semua hal yang dilakukan saat ini. Dunia berubah terlalu pesat. Kompetitor berubah terlalu cepat," katanya lagi.

DJ Patil, Chief Data Scientist Gedung Putih, berkata bahwa tantangan peretasan itu merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mengamankan jaringan saat software sudah luar biasa kompleks dan sulit untuk diuji.

Patil menambahkan, apabila proyek yang dikerjakan oleh Pentagon ini berhasil, bukan tidak mungkin departemen lain mengikuti langkah tersebut.

Sayangnya, tidak semua orang bisa mengikuti program peretasan ini. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti peserta haruslah warga negara AS dan bersedia untuk menjalani pemeriksaan latar belakang.

Pentagon juga menyatakan, mereka tidak akan mengikutsertakan jaringan-jaringan sensitif dan informasi yang terkait dengan senjata utama milik AS dalam program Hack the Pentagon ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com