Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Navigasi "SmartPath" Bikin Bandara Lebih Aman dan Hemat

Kompas.com - 04/03/2016, 12:09 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Honeywell, pabrikan dan penyedia sistem penerbangan, menawarkan solusi infrastruktur penerbangan terbarunya yang diklaim lebih canggih, presisi, dan hemat biaya dibandingkan dengan sistem yang dipakai bandara-bandara di Indonesia saat ini.

"Kami sudah berbicara dengan Airnav untuk menyediakan solusi GBAS kami agar bisa dipakai di bandara-bandara besar di Indonesia," kata Paul Neff, Business Development Director Honeywell Asia Pacific saat dijumpai KompasTekno di ajang Singapore Airshow, Februari lalu di Singapura.

GBAS (ground-based augmented system) adalah solusi dan infrastruktur dari Honeywell yang di dalamnya termasuk SmartPath, sistem pemandu pendaratan pesawat yang lebih canggih dari sistem ILS (instrument landing systems) yang banyak dipakai saat ini.

Menurut Paul, GBAS akan cocok diimplementasikan di bandara-bandara di Indonesia yang sibuk, seperti Soekarno-Hatta di Jakarta.

Alih-alih menggunakan frekuensi radio layaknya ILS, GBAS menggunakan panduan satelit GPS untuk mengarahkan pesawat mendarat.

Solusi ini juga diklaim oleh Paul menjadi solusi yang lebih murah, baik dalam hal investasi maupun pemeliharaan jika dibandingkan dengan sistem ILS.

"Bandara hanya butuh satu infrastruktur untuk instrumen pendaratannya, mereka tak perlu memasang ILS di masing-masing ujung runway, biaya perawatannya juga murah" imbuh Paul.

Hemat dan selamat

Saat ditanya berapa investasi yang dibutuhkan untuk memasang GBAS SmartPath dari Honeywell, Paul menolak untuk menyebut angkanya. Ia mengatakan bahwa biaya pemasangan bisa berbeda-beda antar airport, karena banyak faktor, seperti lokasi dan kebutuhan.

Namun Paul mengatakan, sistem SmartPath bisa menghemat biaya perawatan hingga 400.000 dollar AS jika dibandingkan dengan biaya perawatan satu sistem ILS di bandara.

Paul mencontohkan bandara Kingsford Smith di Sydney, Australia yang menjadi bandara pertama dalam mengadopsi GBAS. Enam sistem ILS yang sebelumnya dipakai bisa digantikan dengan satu sistem GBAS.

Satu sistem GBAS tersebut dikatakannya bisa melayani 48 pesawat yang sedang melakukan approach.

Sementara itu, Humas Airnav Muji Soebagyo saat dihubungi KompasTekno mengatakan teknologi GBAS memang akan sangat membantu pekerjaan petugas pengendali udara (ATC), namun dirinya belum bisa mengkonfirmasi bandara mana saja di Indonesia yang akan menggunakan solusi itu.

Menurut dia, GBAS memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibanding ILS, sehingga memiliki jaminan keselamatan yang lebih tinggi juga.

"Kita memang kalau teknologi terkini mau ambil, karena pesawatnya juga semakin canggih, cuma kalau mereka (Honeywell) menawari kami belum tahu, nanti saya tanyakan ke bagian lain" kata Muji, Rabu (2/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com