Namun, ada fakta mengejutkan soal awal mula YouTube. Layanan video sharing itu awalnya ternyata tidak dibuat untuk berbagi video, melainkan sebagai penjual jasa cari jodoh.
Hal tersebut diungkapkan baru-baru ini oleh salah seorang pendiri YouTube, Steve Chen, ketika berbicara dalam konferensi SXSW di Austin, Texas, AS, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Selasa (15/3/2016).
"Kami selalu berpikir, video akan digemari. Namun, kami bertanya-tanya bagaimana penerapannya agar praktis di kehidupan nyata," kata Chen. "Lalu, kami pikir, kencan adalah pilihan yang paling mudah."
Pendaftaran nama domain situs YouTube pun dilakukan pada tanggal 14 Februari, yang sering diperingati sebagai Hari Kasih Sayang (Valentine's Day).
"Awalnya, (pendaftar) hanya tiga orang yang pada Hari Valentine tidak punya kegiatan apa-apa," kata Chen mengenang hari-hari awal YouTube.
Visi Chen dan kawan-kawan untuk YouTube versi awal terdengar mirip-mirip Tinder, tetapi dengan memanfatkan video. Para jomblo diajak mengunggah video profil mereka dan mengungkapkan kriteria pasangan yang dicari.
Setelah lima hari, tidak ada satu video pun yang diunggah di YouTube. Barulah setelah itu, para pendirinya menanggalkan elemen "makcomblang" dalam YouTube.
"Oke, (kami pikir) marilah lupakan aspek kencannya, buka saja untuk semua jenis video," kata Chen lagi.
Keputusan itu ternyata jitu. Popularitas YouTube lambat laun menanjak hingga akhirnya diakuisisi Google dengan nilai 1,6 juta dollar AS pada 2006 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.