Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Indonesia Tegaskan Dirinya Bukan Penemu 4G LTE

Kompas.com - 16/03/2016, 18:06 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com — Nama Khoirul Anwar sempat mencuat pada akhir 2014 lalu. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, yang kini berkiprah sebagai peneliti internasional di Japan Advanced Institute of Science and Technology, Jepang, itu disebut-sebut dalam berbagai pemberitaan sebagai sosok "penemu" teknologi seluler terkini, 4G Long Term Evolution (LTE).

Padahal, menurut Khoirul, dirinya bukanlah "penemu" teknologi 4G LTE. Hal tersebut pernah disebutkan olehnya dalam sebuah posting bertanggal 24 Desember 2014 di blog prbadi.

"Di dalam buku PABXII (Penghargaan Achmad Bakrie) saya tidak menulis (diri saya) sebagai penemu 4G LTE karena 4G LTE sendiri seharusnya memang tidak ditemukan, tetapi disepakati. Forumlah yang menyepakati teknik tertentu untuk dipakai atau tidak dipakai dalam sebuah standar," tulis Khoirul ketika itu.

Ketika dihubungi oleh KompasTekno, Rabu (16/3/2016), Khoirul kembali menekankan bahwa kesalahpahaman telah terjadi di sejumlah kalangan di Tanah Air mengenai penemuan teknologi yang dipatenkan olehnya sehingga kemudian secara keliru diartikan sebagai "4G LTE" secara keseluruhan.

"Yang saya sampaikan saat ditanya wartawan adalah bahwa yang saya kerjakan adalah prinsip atau konsep dasar dengan dua FFT berpasangan, dan ini 'dipakai' dalam 4G uplink," ujar Khoirul dalam salinan korespondensi yang diterima KompasTekno.

FFT atau fast Fourier transform adalah teknik modulasi sinyal dari handset ke base station yang bisa menghemat baterai dengan pemakaian daya rendah. Khoirul mematenkan konsep pemakaian sepasang FFT pada 2005.  

FFT, OFDM, dan SC-FDMA

Japan Advanced Institute of Science and Technology Dr. Eng. Khoirul Anwar
Menurut Khoirul, saat pertama dipublikasikan, banyak kalangan yang tidak yakin dengan konsepnya. Dia menyambut baik ketika dalam standar 4G LTE kemudian tercantum mengenai pemakaian dua FFT.

Namun, hal tersebut bukan berarti temuan Khoirul sudah pasti diterapkan dalam implementasi 4G LTE oleh semua pihak karena pemakaian dua FFT adalah salah satu cara untuk menerapkan komponen OFDM dalam spesifikasi 4G LTE.

"Jika ada 4G yang tidak memakai dua FFT, berarti bukan berdasar konsep yang saya kerjakan," kata Khoirul.

OFDM atau orthogonal frequency multiplexing adalah metode modulasi sinyal yang memungkinkan transfer data berkecepatan tinggi 4G LTE, dalam hal pemancaran sinyal dari base station ke handset (downlink).

Untuk arah sebaliknya, dari handset ke base station (uplink), dikenal metode single carrier-frequency division multiple access (SC-FDMA) yang merupakan modifikasi dari OFDM dengan penambahan FFT sehingga mampu menghemat pemakaian baterai seperti yang tadi disebutkan.

Teknologi 4G LTE sendiri dirumuskan oleh badan standardisasi internasional bernama 3rd Generation Partnership Project (3GPP) yang menaungi hampir semua pelaku industri telekomunikasi.

Saat standar (spesifikasi) 4G LTE sudah diresmikan, semua vendor telekomunikasi akan menyesuaikan produknya dengan standar tersebut. Hal inilah yang memungkinkan produk 4G LTE bisa digunakan di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com