Kesan pertama yang KompasTekno dapatkan saat masuk kokpit Airbus A350 XWB adalah flightdeck yang lapang, dengan layar LCD yang berderet-deret dari kiri ke kanan, menampilkan bejibun antarmuka sistem pesawat.
Kokpit A350 mewarisi kesamaan fitur keluarga Airbus "fly-by-wire" lainnya, kendali kemudi berupa joystick di sisi pilot/kopilot, menyisakan ruang yang lega di hadapan pilot/kopilot, selain juga menggunakan teknologi layar dan modul avionik yang terintegrasi.
Kesamaan konsep inilah yang membuat pilot berkualifikasi A350 bisa menerbangkan pesawat Airbus lain yang memiliki Type Rating sama.
A350 memiliki Common Type Rating dengan "kakaknya", yaitu Airbus A330, karena itu dalam mengembangkan desain kokpit dan operasional, perusahaan yang berbasis di Perancis ini berpedoman kepada pesawat widebody tersebut.
Karena memiliki kesamaan tipe, maskapai yang akan menggunakan A350 bisa menghemat waktu pelatihan pilot-pilotnya yang akan bertransisi dari A330 ke A350.
Airbus mengklaim waktu transisinya hanya butuh 8 hari, sementara jika dari type rating berbeda, butuh waktu 25 hari untuk mendapat full type rating.
Tampilan layar bisa dipindah-pindah
Seperti disinggung di atas, A350 memiliki enam layar LCD berjajar di kokpitnya. Kokpit ini didesain lebih sederhana dari "kakak terbesarnya" A380 yang memiliki 10 layar LCD.
Berbagai macam tampilan antarmuka pesawat disajikan secara informatif. Bahkan, pilot dan kopilot bisa memindahkan tampilan layar ke mana saja mereka suka.
Seperti tampilan kalkulasi performa pesawat yang bisa digeser dari layar kopilot ke layar bagian tengah, sehingga pilot dan kopilot bisa berdiskusi sambil menghadap layar yang sama.
Layar-layar tersebut juga bisa digonta-ganti dengan mudah karena memiliki part number yang sama, sehingga membantu mengurangi jumlah spare part yang harus dipasok maskapai. Airbus mengklaim dengan desain dan teknologi kokpit terbarunya itu maskapai bisa memangkas biaya pemeliharaan hingga 80 persen.
Masih tentang antarmuka layar, perbedaan utama kokpit A350 dibandingkan dengan generasi A320/A330/A340 adalah kini kokpitnya memiliki dua layar tambahan dari yang biasanya ada.
Kedua layar tambahan itu dipakai untuk menampilkan Onboard Information System (OIS) yang posisinya berada di sisi paling ujung kanan dan kiri kokpit. OIS bisa dipakai untuk menampilkan informasi yang tersimpan di dalam Electronic Flight Bag (EFB).
Selain itu, EFB juga mengandung dokumen-dokumen penting dalam format digital, seperti Fligh Crew Operating Manual (FCOM), Airplane Flight Manual (AFM), atau Master Minimum Equipment List (MMEL) dan sebagainya.
Arsitektur ini mewarisi teknologi kokpit dalam A380 namun lebih disempurnakan dalam A350. Kini semua layar bisa dipakai untuk menampilkan berbagai informasi dan tampilan bisa dipindah-pindah kemana saja.
Pakai "mouse" dan keyboard
Pilot dan kopilot Airbus A350 bisa berinteraksi dengan informasi di layar menggunakan peranti yang menyerupai mouse atau trackball di pesawat, serta sebuah keyboard yang masing-masing bisa dilipat dan disimpan di hadapan.
Oleh Airbus sistem tersebut diberi nama Keyboard and Cursor Control Units (KCCU).
Flight information display (FID) baru
Dalam kokpit A350, Airbus menambahkan antarmuka informasi baru di beberapa layar, yang mencakup bagian bawah primary flight display (PFD) dan navigation display (ND), serta layar Mailbox untuk komunikasi dengan ATC yang tampilannya ada di atas warning display (WD).
Peningkatan di PFD adalah tambahan informasi posisi flap (sirip sayap) dan trim (sudut kemiringan sayap).
Sementara di bagian bawah ND kini terdapat informasi tampilan dataran vertikal di sepanjang jalur penerbangan, seperti kalau ada lembah dan gunung, termasuk profil dataran dari sistem terrain awareness and avoidance system (TWAS).
Jika seorang pilot terbang dengan pesawat A340 yang menggunakan mesin CFM di satu hari, dan di hari berikutnya terbang dengan A330 bermesin Trent 700, ia harus menyesuaikan informasi tampilan tersebut.
Nah, di A350 ini informasi daya dorong (thrust) mesin yang ditampilkan adalah 0-100 persen dimana 100 persen adalah daya thrust maksimumnya, sederhana dan mudah dipahami.
Runway operation
Airbus telah melakukan peningkatan dan perbaikan untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan di saat fase pendaratan, yang disebut dengan runway overrun warning (ROW)
Selain itu terdapat juga runway overrun protection (ROP) jika pilot tidak melihat peringatan yang ditampilkan. ROP akan mengaplikasikan rem di semua roda dengan kekuatan maksimum jika komputer mengkalkulasi pesawat akan keluar di ujung landasan.
Taxiway yang dituju bisa dipilih sebelum pendaratan dilakukan, sembari memasukkan parameter kondisi cuaca dan runway saat itu.
Saat mendarat, komputer akan mengatur kekuatan rem agar pesawat memiliki kecepatan yang aman untuk keluar dari runway, yaitu 10 knots di jarak 50 m sebelum exit taxiway yang diinginkan.
Intuitif dan lebih lancar
Sistem di dalam Airbus A350 memang sebagian besar mengadopsi sistem yang telah ada di A380, namun Airbus telah melakukan sejumlah peningkatan.
Sistem yang dipakai A350 juga membuat semua pekerjaan yang sebelumnya dilakukan di kokpit A330 menjadi lebih mudah, intuitif, dan bisa dipelajari lebih cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.