Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Canggihnya Kokpit Pesawat Airbus A350 XWB

Kompas.com - 20/03/2016, 16:09 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Setelah menjelajah isi kabin pesawat Airbus A350-900 XWB, KompasTekno berkesempatan melihat ruang kemudi (kokpit) pesawat seri terbaru keluaran Airbus tersebut di ajang Singapore Airshow, Februari lalu.

Kesan pertama yang KompasTekno dapatkan saat masuk kokpit Airbus A350 XWB adalah flightdeck yang lapang, dengan layar LCD yang berderet-deret dari kiri ke kanan, menampilkan bejibun antarmuka sistem pesawat.

Kokpit A350 mewarisi kesamaan fitur keluarga Airbus "fly-by-wire" lainnya, kendali kemudi berupa joystick di sisi pilot/kopilot, menyisakan ruang yang lega di hadapan pilot/kopilot, selain juga menggunakan teknologi layar dan modul avionik yang terintegrasi.

Kesamaan konsep inilah yang membuat pilot berkualifikasi A350 bisa menerbangkan pesawat Airbus lain yang memiliki Type Rating sama.

A350 memiliki Common Type Rating dengan "kakaknya", yaitu Airbus A330, karena itu dalam mengembangkan desain kokpit dan operasional, perusahaan yang berbasis di Perancis ini berpedoman kepada pesawat widebody tersebut.

Karena memiliki kesamaan tipe, maskapai yang akan menggunakan A350 bisa menghemat waktu pelatihan pilot-pilotnya yang akan bertransisi dari A330 ke A350.

Airbus mengklaim waktu transisinya hanya butuh 8 hari, sementara jika dari type rating berbeda, butuh waktu 25 hari untuk mendapat full type rating.

Tampilan layar bisa dipindah-pindah

Seperti disinggung di atas, A350 memiliki enam layar LCD berjajar di kokpitnya. Kokpit ini didesain lebih sederhana dari "kakak terbesarnya" A380 yang memiliki 10 layar LCD.

Berbagai macam tampilan antarmuka pesawat disajikan secara informatif. Bahkan, pilot dan kopilot bisa memindahkan tampilan layar ke mana saja mereka suka.

Seperti tampilan kalkulasi performa pesawat yang bisa digeser dari layar kopilot ke layar bagian tengah, sehingga pilot dan kopilot bisa berdiskusi sambil menghadap layar yang sama.

Layar-layar tersebut juga bisa digonta-ganti dengan mudah karena memiliki part number yang sama, sehingga membantu mengurangi jumlah spare part yang harus dipasok maskapai. Airbus mengklaim dengan desain dan teknologi kokpit terbarunya itu maskapai bisa memangkas biaya pemeliharaan hingga 80 persen.

Masih tentang antarmuka layar, perbedaan utama kokpit A350 dibandingkan dengan generasi A320/A330/A340 adalah kini kokpitnya memiliki dua layar tambahan dari yang biasanya ada.

Kedua layar tambahan itu dipakai untuk menampilkan Onboard Information System (OIS) yang posisinya berada di sisi paling ujung kanan dan kiri kokpit. OIS bisa dipakai untuk menampilkan informasi yang tersimpan di dalam Electronic Flight Bag (EFB).

Airbus Layar tambahan Onboard Information System (OIS).
EFB sendiri mengandung banyak informasi seperti chart bandara, airways, aplikasi penghitung performa pesawat dalam setiap fase penerbangan, weight and balance, serta dokumentasi pesawat.

Selain itu, EFB juga mengandung dokumen-dokumen penting dalam format digital, seperti Fligh Crew Operating Manual (FCOM), Airplane Flight Manual (AFM), atau Master Minimum Equipment List (MMEL) dan sebagainya.

Arsitektur ini mewarisi teknologi kokpit dalam A380 namun lebih disempurnakan dalam A350. Kini semua layar bisa dipakai untuk menampilkan berbagai informasi dan tampilan bisa dipindah-pindah kemana saja.

Pakai "mouse" dan keyboard

Pilot dan kopilot Airbus A350 bisa berinteraksi dengan informasi di layar menggunakan peranti yang menyerupai mouse atau trackball di pesawat, serta sebuah keyboard yang masing-masing bisa dilipat dan disimpan di hadapan.

Oleh Airbus sistem tersebut diberi nama Keyboard and Cursor Control Units (KCCU).

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Input mouse dan MCDU di kokpit Airbus A350 XWB.
Selain itu, masih terdapat Multifunction Control and Display Unit (MCDU) yang telah ditingkatkan. Jika di generasi sebelumnya tuts-tuts dalam MCDU hanya bisa dipakai untuk berinteraksi dengan layar Flight Management System (FMS), kini bisa dipakai untuk semua layar yang ada di kokpit, bahkan berinteraksi dengan sistem OIS.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Keyboard lipat di kokpit A350.
Namun untuk keyboard yang ditaruh di hadapan pilot/kopilot (bisa dilipat dan disimpan ke dalam), peranti tersebut hanya bisa dipakai untuk memodifikasi OIS/laptop yang terhubung saja, tidak bisa dipakai untuk berinteraksi dengan sistem lain di pesawat.

Flight information display (FID) baru

Dalam kokpit A350, Airbus menambahkan antarmuka informasi baru di beberapa layar, yang mencakup bagian bawah primary flight display (PFD) dan navigation display (ND), serta layar Mailbox untuk komunikasi dengan ATC yang tampilannya ada di atas warning display (WD).

Peningkatan di PFD adalah tambahan informasi posisi flap (sirip sayap) dan trim (sudut kemiringan sayap).

Sementara di bagian bawah ND kini terdapat informasi tampilan dataran vertikal di sepanjang jalur penerbangan, seperti kalau ada lembah dan gunung, termasuk profil dataran dari sistem terrain awareness and avoidance system (TWAS).

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Vertical flightpath data di kokpit Airbus A350, bisa menampilkan kontur dataran di sepanjang jalur penerbangan.
Dengan memiliki informasi vertikal dan profil dataran di sepanjang rute penerbangan, pilot/kopilot bisa memiliki informasi lebih dibanding sistem sebelumnya yang hanya menampilkan informasi horisontal arah pesawat saja.

Airbus Engine display Airbus A350 yang menggunakan sistem persen, bukan lagi N1 atau EPR.
Tampilan informasi mesin juga telah ditingkatkan. Pesawat generasi sebelumnya menampilkan campuran informasi N1 thrust (kecepatan kipas mesin depan) yang dipakai mesin buatan General Electric dan CFM, dan sistem engine pressure ratio (EPR) yang dipakai oleh mesin buatan Roll Royce dan Pratt & Whitney.

Jika seorang pilot terbang dengan pesawat A340 yang menggunakan mesin CFM di satu hari, dan di hari berikutnya terbang dengan A330 bermesin Trent 700, ia harus menyesuaikan informasi tampilan tersebut.

Nah, di A350 ini informasi daya dorong (thrust) mesin yang ditampilkan adalah 0-100 persen dimana 100 persen adalah daya thrust maksimumnya, sederhana dan mudah dipahami.

Runway operation

Airbus telah melakukan peningkatan dan perbaikan untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan di saat fase pendaratan, yang disebut dengan runway overrun warning (ROW)

Selain itu terdapat juga runway overrun protection (ROP) jika pilot tidak melihat peringatan yang ditampilkan. ROP akan mengaplikasikan rem di semua roda dengan kekuatan maksimum jika komputer mengkalkulasi pesawat akan keluar di ujung landasan.

Airbus Mode autobrake dan fitur brake to vacate (BTV) Airbus A350.
Selain itu, terdapat pula fitur brake to vacate (BTV), dimana pilot bisa memilih pesawatnya ingin keluar dari landasan di taxiway yang mana di suatu airport.

Taxiway yang dituju bisa dipilih sebelum pendaratan dilakukan, sembari memasukkan parameter kondisi cuaca dan runway saat itu.

Saat mendarat, komputer akan mengatur kekuatan rem agar pesawat memiliki kecepatan yang aman untuk keluar dari runway, yaitu 10 knots di jarak 50 m sebelum exit taxiway yang diinginkan.

Intuitif dan lebih lancar

Sistem di dalam Airbus A350 memang sebagian besar mengadopsi sistem yang telah ada di A380, namun Airbus telah melakukan sejumlah peningkatan.

Sistem yang dipakai A350 juga membuat semua pekerjaan yang sebelumnya dilakukan di kokpit A330 menjadi lebih mudah, intuitif, dan bisa dipelajari lebih cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com