"“Kalau memang visinya ekonomi digital, sudah ada belum sih sentra teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia?" ujar Dedi merujuk pada sektor-sektor industri lain yang sudah punya sentra semacam itu.
Setengah berkelakar, Dedi memberikan contoh, kalau ingin menghasilkan orang yang ahli di bidang agama, butuh kehadiran pesantren atau lembaga pendidikan agama. Demikian pula kalau hendak mewujudkan produk kreatif di bidang kerajinan tangan atau bahkan industri "senior" seperti otomotif, pasti ada sentra-sentra produksinya.
"Ya, kalau mau visi ini terwujud, kita butuh semacam Silicon Valley-nya Indonesia," kata Dedi.
Sillicon Valley merupakan kawasan di California, Amerika Serikat, yang melejit namanya seiring lompatan temuan dan produk teknologi informasi, tak terkecuali untuk kelahiran Apple—dengan Mac, iPad, dan iPhone-nya—maupun Google dan Facebook.
Kawasan-kawasan semacam itu bakal mempertemukan orang-orang dengan kesamaan ketertarikan dan visi sehingga memunculkan diskusi dan ide-ide pengembangan lanjutan yang terarah dan terukur.
"Mereka bisa berdiskusi, berbagi pembaruan informasi, dan karenanya memiliki dukungan sarana penunjang untuk mewujudkan ide besar di bidangnya," ujar Dedi.
Inkubasi, tegas Dedi, menjadi salah satu kebutuhan yang harus segera mendapat solusi.
"Kampung cyber atau apalah namanya. Infrastruktur dan penghuninya harus cocok. Jangan mau bicara visi ekonomi digital, tapi akses internetnya masih putus-putus atau terlalu terbatas," papar dia. (Baca: Jarang Upload, Orang Indonesia Tidak Kreatif?)
Potensi
Sensus penduduk Indonesia pada 2010, mendapati total populasi negeri ini mencapai lebih dari 237 juta orang. Dari angka itu, tren demografi memperlihatkan sebagian besar orang Indonesia sedang dan menuju usia produktif, rentang usia 15-35 tahun.
Konfirmasinya antara lain dapat merujuk pada data penjualan gadget dan pemakaian internet lewat ponsel. (Baca: Mau Tahu Hasil Riset “Google” soal Penggunaan “Smartphone” di Indonesia?).
Merujuk situs web Kementerian Keuangan, nilai transaksi e-commerce di Indonesia saja sudah mencapai 8 miliar dollar AS pada 2013, naik menjadi 12 miliar dollar AS pada 2014, dan pada 2016 diperkirakan melompat menjadi 24,6 miliar dollar AS.
Namun, lanjut Dedi, semua angka dan potensi ini bisa menjadi simalakama, ketika faktanya orang Indonesia hanya sebatas menjadi pembeli dan pengguna.
Nah, mau membantu Presiden mewujudkan visi ekonomi digital? Mulailah dari yang konkret.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.