JAKARTA, KOMPAS.com - Kreasi game Virtual Reality (VR) bukan monopoli pemain luar. Developer aplikasi lokal Indonesia pun sanggup menelurkan software dari genre yang sedang naik daun ini. Contohnya game Crazy Ojek 3D karya pengembang asal Madura, Solite Studio.
Bersama dengan dua karya lain, yakni Virtual Stellarity: VR Edugame dari Arsakids dan Terkunci: Episode 1 buatan studio game Agate Jogja, Crazy Ojek 3D terpilih sebagai salah satu dari tiga pemenang dalam lomba penciptaan aplikasi game VR yang diselenggarakan Lenovo Indonesia dan Dicoding.
“Dalam game Crazy Ojek 3D ini pemain berperan sebagai tukang ojek. Dengan teknologi virtual reality, pemain bisa melihat ke segala arah dan bisa merasakan kesan seolah-olah sedang mengemudi ojek sungguhan,” ujar CEO Solite Asadullohil Ghalib Kubat, saat berbicara dalam acara pengumuman pemenang di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Layaknya konten virtual reality, Crazy Ojek 3D dimainkan dengan memakai kacatama VR seperti Google Cardboard atau AntVR. Pemain bisa memandang dunia 3D virtual di sekeliling melalui headset ini. Kendali dilakukan lewat gamepad, untuk mengumpulkan koin sebanyak-banyaknya dalam game sambil menghindari kendaraan lain dalam arus lalu lintas.
Adapun Terkunci: Episode 1 merupakan game teka-teki yang menantang pemain untuk keluar dari sebuah ruangan terkunci sesuai judulnya. Sementara, Virtual Stellarity adalah aplikasi yang seolah menjadikan pengguna sebagai pengamat berbagai rasi bintang di langit.
Ketiga pemenang lomba diganjar hadiah berupa 1 unit smartphone Lenovo Vibe K4 Note, berikut poin XP sebanyak 30.000 yang bisa ditukar dengan berbagai reward melalui Dicoding. Baik Crazy Ojek 3D, Terkunci: Episode 1, maupun Virtual Stellarity sudah bisa diunduh secara gratis di toko aplikasi Google Play Store.
Dikerjakan dalam 19 hari
CEO Dicoding Indonesia, Narendra Wicaksono, mengatakan bahwa para peserta mengikuti lomba kreasi VR Lenovo melalui Dicoding, sebuah platform berskala nasional yang mempersatukan para programmer dari seluruh Indonesia untuk saling belajar dan bertemu. Terhitung lebih dari 14.000 programmer dari 100 kota di Indonesia tergabung dalam jaringan Dicoding.
“Sewaktu sosialisasi untuk kompetisi ini, kami datangi para developer di kota-kota seperti Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta. Sebanyak 106 developer kemudian mengajukan 36 karyanya untuk mengikuti lomba,” ujar Narendra ketika berbicara di panggung acara.
Dia melanjutkan bahwa para peserta berhasil menyelesaikan game VR masing-masing dalam waktu relatif singkat, yakni 19 hari, sesuai waktu penyelenggaraan lomba di awal Maret.,
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.