Padahal, iPhone merupakan penyokong terbesar bagi Apple dengan kontribusi terhadap pendapatan mencapai 68 persen.
Pendapatan perusahaan teknologi yang bermarkas di Cupertino, AS itu pun anjlok dan perolehan labanya turun hingga 22,5 persen.
Hal ini sekaligus menandai kali pertama pertumbuhan penjualan iPhone mencatat angka minus sejak debutnya pada 2007. Penurunan laba itu juga untuk yang pertama kalinya selama 13 tahun kiprah Apple, sejak 2003.
Apple menyalahkan penguatan mata uang dollar AS yang membuat daya beli masyarakat global menurun.
Meski begitu, posisi Apple masih sangat kuat. Labanya di kuartal pertama 2016 tercatat sebesar 10,52 miliar dollar (Rp 138,4 triliun). Pabrikan gadget ini juga memiliki kas sebesar 233 miliar dollar AS atau setara Rp 3.065 triliun.
Berkebalikan dari Apple, pada kuartal pertama 2016,, Samsung justru membukukan kenaikan profit menjadi 49,78 triiliun won (setara Rp 578,85 triliun).
Pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, Samsung mencatat laba sebesar 43,1 triliun won (sekitar Rp 500,774 triliun).