Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengamati Pergeseran Peta Kekuatan Smartphone Dunia di Awal Tahun

Kompas.com - 02/05/2016, 09:33 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber IDC

KOMPAS.com - Kuartal pertama tahun 2016 ditandai grafik pertumbuhan pasar smartphone global yang nyaris landai. Lembaga riset IDC mencatat bahwa volume pengapalan memang naik dari 334,4 juta unit dalam kuartal yang sama tahun sebelumnya menjadi 334,9 juta unit.

Namun angka tersebut hanya melambangkan kenaikan year-over-year sebesar 0,2 persen. Awal tahun ini pun disebut sebagai waktu di mana pengkapalan smartphone dunia mencapai titik pertumbuhan terendah sepanjang sejarah.

Mengapa pasar smartphone lesu? IDC menyebut beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicunya, antara lain pasar negara maju yang sudah jenuh, juga penurunan angka pengkapalan dari dua pemimpin pasar, Samsung dan Apple.

IDC Pangsa pasar smartphone dunia kuartal I 2016 versi IDC.

Di tengah situasi itu, terjadi beberapa pergeseran penting di kancah pertarungan para vendor smartphone dunia.

“Perubahan terbesar terhadap pasar adalah datangnya dua brand China yang kurang dikenal, Oppo dan Vivo, yang menendang pemain peringkat empat dan lima besar sebelumnya, Lenovo dan Xiaomi,” tulis IDC dalam laporannya.

Berikut ini beberapa poin yang menarik untuk diamati dari laporan pasar smartphone dunia untuk kuartal pertama 2016.

iPhone turun untuk pertama kali

Sesuai dengan ekspektasi yang diumumkannya pada Januari lalu, angka penjualan ponsel iPhone besutan Apple benar-benar mengalami penurunan sebesar 16 persen.

Apple melaporkan penjualan iPhone sebanyak 51,2 juta unit untuk kuartal ini, sama dengan laporan angka pengapalan dari IDC. Pada kuartal yang sama tahun lalu, Apple menjual iPhone sebanyak 61,17 juta unit.


Padahal, iPhone merupakan penyokong terbesar bagi Apple dengan kontribusi terhadap pendapatan mencapai 68 persen.

Pendapatan perusahaan teknologi yang bermarkas di Cupertino, AS itu pun anjlok dan perolehan labanya turun hingga 22,5 persen.

Apple iPhone SE yang meluncur pada Senin (21/3/2016) tersedia dalam empat pilihan warna, yakni Silver, Gold, Space Gray, dan Rose Gold

Hal ini sekaligus menandai kali pertama pertumbuhan penjualan iPhone mencatat angka minus sejak debutnya pada 2007. Penurunan laba itu juga untuk yang pertama kalinya selama 13 tahun kiprah Apple, sejak 2003.

Apple menyalahkan penguatan mata uang dollar AS yang membuat daya beli masyarakat global menurun.

Meski begitu, posisi Apple masih sangat kuat. Labanya di kuartal pertama 2016 tercatat sebesar 10,52 miliar dollar (Rp 138,4 triliun). Pabrikan gadget ini juga memiliki kas sebesar 233 miliar dollar AS atau setara Rp 3.065 triliun.

Samsung raup untung

Berkebalikan dari Apple, pada kuartal pertama 2016,, Samsung justru membukukan kenaikan profit menjadi 49,78 triiliun won (setara Rp 578,85 triliun).

Pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, Samsung mencatat laba sebesar 43,1 triliun won (sekitar Rp 500,774 triliun).


Menurut Samsung, pertumbuhan profit itu terjadi berkat sukses duo ponsel flagship Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge.  Kedua ponsel menyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan menyusul penjualan agresif pada bulan Maret.

Fatimah Kartini Bohang Tampak depan Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge

Menurut IDC, pasar rupanya menyukai fitur anti-air dan slot micro-SD yang dikembalikan oleh Samsung pada Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge, setelah sempat menghilang pada produk sebelumnya.

Angka pengapalan smartphone Samsung sendiri tercatat mengalami penurunan, tetapi hanya sebesar 0,6 persen. Jumlah smartphone yang dikapalkan sebanyak 81,9 juta unit, berbanding 82,4 juta unit tahun lalu.

Pabrikan Negeri Ginseng ini tetap bercokol di urutan pertama soal pabrikan smartphone terbesar, dengan pangsa pasar global sebesar 24,5 persen.

Tatanan smartphone China berubah

Secara mengejutkan, pada kuartal pertama 2016, dua vendor ponsel asal China, Oppo dan Vivo, merangsek naik ke posisi lima besar. Keduanya mendepak dua raksasa smartphone lain, yakni LG dan Lenovo.


Oppo kini duduk di urutan ke-4 pabrikan smartphone terbesar dunia dengan pangsa pasar sebesar 5,5 persen. Total angka pengkapalannya 18,5 juta unit, naik 153,2 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 7,3 persen.

Vivo bercokol di posisi ke-5, dengan pangsa pasar 4,3 persen yang mewakili pengapalan produk sejumlah 14,3 juta unit. Seperti Oppo, Vivo juga mengalami kenaikan tiga digit (123,8 persen) dibandingkan tahun sebelumnya.

GSMArena Oppo R7s

IDC mencatat bahwa baik Oppo maupun Vivo membangun jaringan ritel offline yang kuat serta banyak bermain di pasar bawah dan daerah-daerah di luar kota besar.

Oppo telah melakukan ekspansi ke luar Negeri Tirai Bambu sejak 2012, sementara Vivo baru mencoba-coba masuk ke Asia Tenggara dan India. Pada 2015, tercatat kurang dari 10 persen penjualan Vivo berasal dari luar China.

Raksasa smartphone China lainnya, Xiaomi, tak terlihat dalam daftar lima besar dan dimasukkan dalam kategori “others” oleh IDC.

Sementara itu, Huawei berhasil meraih posisi ketiga terbesar setelah Samsung dan Apple. Pabrikan ini mengalami kenaikan angka pengkapalan smartphone sebesar 58,4 persen, menjadi 27,5 juta unit.

Pencapaian Huawei didorong oleh dua fokusnya di pasar entry level dan premium sekaligus. Strategi ini ternyata berhasil mendongkrak penjualan di China dan negara-negara maju di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber IDC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com