Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Dibobol, Pesan di WhatsApp Tidak Rahasia Lagi?

Kompas.com - 16/05/2016, 20:33 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber ENGADGET

KOMPAS.com - Peneliti keamanan dan pendiri perusahaan anti-virus John McAfee mengklaim telah berhasil membobol enkripsi WhatsApp dan membaca berbagai pesan yang mestinya terkunci.

Pria yang dikenal sebagai ahli pemrograman pembuat antivirus McAfee itu mengaku berhasil menjebol WhatsApp menggunakan celah pada sistem operasi Android buatan Google.

Baca: Whatsapp Kini 100 Persen Aman untuk Percakapan Rahasia

Celah tersebut, menurut McAfee, membuat dia bisa masuk dengan mudah dan membuat pengamanan privasi pengguna jadi sia-sia. Selain WhatsApp, aplikasi-aplikasi pesan instan lain seperti Snapchat pun bisa dijebol dengan cara yang sama.

Kendati mengklaim demikian, sebagaimana dilansir KompasTekno dari Engadget, Senin (16/5/2016), McAfee enggan merinci celah keamanan seperti apa yang disebutnya ada di Android.

Pria yang sempat dituduh terlibat kasus pembunuhan itu juga tak menjelaskan cara apa yang dia pakai sehingga bisa membuka enkripsi WhatsApp.

Laman Cybersecurity Ventures yang menelusuri klaim hacking tersebut mendapati bahwa teknik peretasan McAfee tidak memerlukan rooting pada perangkat Androik untuk mendapat akses khusus.

McAfee diperkirakan memakai semacam keylogger untuk menyadap keyboard dan menanam spyware di ponsel tempat WhatsApp terpasang. Artinya, teknik hacking WhatsApp ini bisa menyasar ponsel Android manapun tanpa perlu mengoprek perangkat yang bersangkutan terlebih dahulu.

Upaya tipuan?

Jika klaim McAfee benar, artinya ada masalah besar. Privasi seluruh pengguna WhatsApp atau aplikasi pesan instan lain di Android bakal terancam. Tapi apakah dia benar-benar bisa meretas WhatsApp?

Sumber-sumber yang dirangkum Gizmodo menyatakan sebaliknya. Peneliti keamanan Don Guido menyebutkan bahwa McAfee sengaja menyiapkan sebuah tipuan yang ditujukan bagi situs berita.

Caranya adalah dengan mengirimkan ponsel-ponsel berisi WhatsApp yang sebenarnya sudah ikut dipasangi malware dan keylogger, untuk menunjukkan bahwa dirinya sanggup membaca pesan WhatsApp yang dikirim dari dan ke ponsel.

"McAfee menawarkan ponsel ke sejumlah organisasi pemberitaan," ujar Guido. "Saya menyarankan pada jurnalis untuk membeli ponsel sendiri saja. Karena, meskipun ponselnya masih dalam boks, sangat mudah untuk membungkusnya kembali (setelah dioprek)."

Moxia Marlinspike, pakar sekuriti yang memasang enkripsi pada WhatsApp, membenarkan dugaan tersebut. Dia mengatakan telah mengontak McAfee, yang mengaku bahwa ponsel yang dikirimkan ke institusi media memang telah disusupi malware.

"Media-media yang dia hubungi tak mau menulis artikelnya setelah dia jelaskan bagaimana cara kerja (peretasan) itu," tutur Marlinspike.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber ENGADGET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com