PHOENIX, KOMPAS.com - Era keterhubungan di dunia penerbangan (connected aircraft) sudah dimulai dengan dikenalkannya koneksi internet dalam kabin pesawat sejak awal 2010-an lalu.
Namun, internet dalam pesawat bukan hanya ditujukan bagi penumpangnya saja agar bisa tetap eksis online saat terbang, melainkan juga penting bagi maskapai, pilot, dan mekanik secara keseluruhan.
"Bukan hanya penumpang saja yang bisa memanfaatkan WiFi di pesawat, awak kabin termasuk pilot di kokpit pun bisa," ujar Carl Esposito, VP of Marketing and Product Management di Honeywel Aerospace saat dijumpai wartawan KompasTekno, Reska K. Nistanto, di kantor Honeywell di Phoenix, Arizona, minggu lalu.
Sementara bagi mekanik, mereka bisa mengidentifikasi kerusakan secara lebih cepat dan menyiapkan spare part-nya, sebelum pesawat mendarat di bandara tujuan.
Saat ini komunikasi di udara dengan di darat memang sudah bisa dilakukan menggunakan ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System), namun masih mengandalkan gelombang radio, bukan satelit yang lebih reliable.
Itu hanya sebagian contoh saja dari pemanfaatan WiFi di pesawat terbang. Bagi maskapai, tentunya dengan memiliki layanan internet di pesawatnya, menjadikan daya tarik dan pembeda dari maskapai-maskapai lainnya.
"Maskapai kini fokus ke diferensiasi layanan, konektivitas ini bisa jadi layanan pembedanya," jelas Esposito di hadapan jurnalis dari berbagai negara, termasuk KompasTekno.
Esposito juga mengungkapkan bahwa kini Honeywell Aerospace sedang melakukan riset bagaimana caranya agar komponen-komponen pesawat bisa diidentifikasi kerusakannya secara online.
"Kami ingin membantu pelaku industri penerbangan agar menjadi lebih efisien dalam operasinya," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.