Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati "No Mention" di Twitter

Kompas.com - 08/06/2016, 13:21 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Dailydot

KOMPAS.com - Semua orang bebas beropini di Twitter. Seringkali, layanan mikroblogging tersebut juga dijadikan wadah untuk mencurahkan isi hati alias "curhat".

Agar tak terlalu eksplisit, netizen kerap tak menyebut orang yang dijadikan bahan curhat. Misalnya saat curhat tentang bos di tempat kerja, saudara, sahabat, atau pujaan hati.

Tren itu kerap disebut dengan istilah no mention. Namun, no mention ini terbukti dapat menjerumuskan netizen, sebagaimana dilaporkan Dailydot dan dihimpun KompasTekno, Rabu (8/6/2016).

Menurut hasil penelitian dari Western Michigan University, AS, no mention cenderung membuat follower di Twitter berprasangka buruk terhadap seseorang.

Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyarankan netizen untuk tak terlalu sering curhat di media sosial. Bukan hanya di Twitter, namun juga di Instagram, Facebook, Path, dan platform lainnya.

Kalau sudah tak tahan ingin curhat, sebaiknya netizen tetap memerhatikan penggunaan bahasa. Sebab, lontaran kata-kata negatif justru berpotensi menyerang balik seseorang di kemudian hari.

Pada konteks no mention, penelitian teranyar mengamati perilaku 349 mahasiswa. Masing-masing diminta melihat empat kicauan secara acak.

Satu kicauan bernada positif dan dengan mention, satu lagi bernada negatif dan dengan mention. Dua lainnya masing-masing bernada positif dan negatif, tapi no mention.

Setelah melihat empat kicauan tersebut, 349 mahasiswa tadi dijejali sederet pertanyaan. Hasilnya, rata-rata memiliki impresi yang baik atas kicauan positif dengan mention.

Sementara itu, meski sama-sama positif, kicauan no mention cenderung dipandang negatif, sama halnya dengan kicauan yang dari awal sudah bernada negatif.

Hanya saja, yang berkicau negatif tanpa mention lebih dianggap negatif ketimbang yang berkicau dengan mention.

Pada dasarnya, warga Twitter lebih suka melihat kicauan-kicauan bernada positif ketimbang negatif. Namun, sikap Anda di media sosial tentu sepenuhnya adalah hak Anda.

Jika Anda tak mau dinilai negatif, ada baiknya tak terlalu emosional di Twitter. Di lain sisi, Anda juga bisa memilih untuk tak peduli persepsi orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dailydot

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com