KOMPAS.com - Pasca tragedi penembakan Orlando, seorang peretas (hacker) yang diasosiasikan dengan kelompok Anonymous meretas akun Twitter pro Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sang hacker, yang menyebut dirinya sebagai WauchulaGhost, membanjiri akun pro ISIS dengan berbagai materi bertema LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender). Mulai dari simbol, foto-foto tertentu, hingga kicauan yang bernada memberi peringatan pada ISIS.
Seperti dilansir KompasTekno dari Cnet, Minggu (19/6/2016), tampilan salah satu akun pro ISIS yang diubah dengan header berupa bendera pelangi, simbol yang identik dengan kaum LGBT.
Sedangkan foto profil akun itu diganti dengan meme bertuliskan, “I’m gay and I’m proud” atau dalam bahasa Indonesia berarti, “Saya pecinta sesama dan saya bangga”.
Hacker juga sempat mengicaukan pernyataan melalui akun pro ISIS itu. Isinya berupa foto bendera pelangi serta kata-kata yang ditujukan pada para korban penembakan di sebuah klub homoseksual di Orlando.
“To the Families & Victims of #Orlando We will Not forget. #DaeshBags, #ExpectUs, OpDaesh #Anonymous #GhostOfNoNation,” kicau akun tersebut.
To the Families & Victims of #Orlando We will Not forget. #DaeshBags, #ExpectUs #OpDaesh #Anonymous #GhostOfNoNation pic.twitter.com/4UhivaF17j
— Jacked by a Ghost (@hddgfgds1) June 14, 2016
Aksi balasan
Sang peretas, dalam sebuah wawancara dengan CNN Money, mengakui bahwa aksinya merupakan balasan atas peristiwa penembakan yang menewaskan 49 orang di sebuah klub di Orlando.
Pelaku penembakan yang dimaksud bernama Omar Mateen, memang sempat menghubungi polisi dan mengaku sebagai pengikut setia ISIS sebelum melakukan aksinya.
“Anda sudah membunuh orang-orang tak bersalah. Saya bertindak seperti ini karena merasa ada sesuatu yang bisa saya lakukan pada ISIS demi melindungi orang-orang itu,” terang sang hacker.
Sekadar diketahui, ISIS memang memakai media sosial sebagai alat untuk menyebarkan propaganda. Salah satunya adalah Twitter.
Namun sejak tahun lalu, layanan microblogging tersebut sudah menyatakan perang terhadap tindakan radikal tersebut. Twitter menutup berbagai akun yang diduga berkaitan atau dipakai sebagai alat propaganda ISIS.
Pada Februari lalu, Twitter mengaku sudah berhasil menghapus lebih kurang 125.000 akun yang terkait ISIS. Sementara itu kelompok teroris tersebut tetap saja berkeras dan berkali-kali membuka akun lain untuk menggantikan yang sudah dihapus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.