Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos XL Komentari Perseteruan Indosat dan Telkomsel

Kompas.com - 25/06/2016, 19:48 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO XL Axiata Dian Siswarini ikut bicara soal perseteruan antara Indosat dengan Telkomsel. Menurutnya, persaingan di industri telekomunikasi memang sangat ketat dan adakalanya tidak sehat.

Perusahaan telekomunikasi, menurut Dian, selalu berada dalam tarik menarik antara tiga kekuatan, yaitu tuntutan konsumen, investor dan pemerintah. Kesulitan terbesar adalah usaha untuk menyeimbangkan diri menghadapi tiga hal tersebut.

Selain itu ada juga kompetisi dari operator lain yang mesti dihadapi. Kompetisi ini bukan cuma soal persaingan antar dua operator saja, melainkan antara seluruh operator yang ada dan sudah terjadi sejak lama.

“Pada kenyataannya industri (telekomunikasi) ini sangat kompetitif, jadi sebetulanya pertarungan di pasar selalu ada. Pertarungan itu lumayan sengit. Semuanya ingin jadi pemenang dan ini bukan (pertarungan) one to one tapi any to any,” terang Dian saat ditemui di sela acara buka bersama, di Jakarta, Jumat (24/6/2016).

“Kami juga berada dalam trilema, sudah lebih dari sekadar dilema. Di trilema ini ada customer yang harus dihadapi, investor, dan pemerintah yang membuat regulasi. Menyeimbangkan hal itu sangat sulit. Persaingan sehat memang susah,” imbuhnya.

Sebelumnya, Indosat diberitakan sedang berseteru dengan Telkomsel. Operator yang identik dengan warna kuning ini membuat spanduk dan poster yang menyindir tarif pesaingnya, Telkomsel.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli mengatakan alasan sindiran tersebut terdiri dari sejumlah hal. Antara lain mengenai dominasi Telkomsel di luar jawa, hambatan dalam penyewaan jaringan dari Telkom (induk usaha Telkomsel).

Indosat juga sempat mengajak operator lainnya, yaitu XL, Smartfren, Hutchison Tri Indonesia untuk sama-sama melawan dominasi Telkomsel. (Baca: Pesan Bos Indosat ke XL, Smartfren, dan Tri, Jangan Takut)

Berharap pada network sharing

Di tengah kondisi persaingan yang sedang memanas ini, Dian berharap pemerintah segera mewujudkan aturan mengenai network sharing. Ia berpendapat aturan tersebut bakal membantu menyehatkan kondisi industri telekomunikasi dan memicu efisiensi pembangunan jaringan.

XL sendiri, menurut Dian, berkomitmen membangun jaringan di seluruh Indonesia, baik jaringan fix (serat optik) maupun jaringan mobile. Targetnya dalam kurun waktu lima tahun penetrasi jaringan fix mesti 30 persen, sedangkan mobile mesti 100 persen di wilayah urban dan 50 persen di wilayah pelosok.

“Kami berharap pemerintah bisa memberi stimulasi supaya investasi terlaksana. Salah satunya mengeluarkan aturan soal network sharing. Kalau peraturan keluar, maka network sharing bisa dilakukan dan memberi efisiensi pada perusahaan,” ujar Dian.

Sebenarnya aturan mengenai network sharing sudah digodok sejak tahun lalu. Namun hingga saat ini tak kunjung keluar.

Salah satu isu yang beredar menyebut bahwa Telkom dan Telkomsel berusaha menjegal perwujudan aturan ini. Namun keduanya telah membantah isu itu.

Baca: Di Balik Perseteruan Indosat-Telkomsel, Ada Isu Pembatalan 2 Regulasi Telekomunikasi

“Saya tidak mau menduga penyebab aturan itu lama keluar. Banyak kemungkinan. Bisa saja memang sangat sulit atau bisa juga ada yang kepentingannya berbeda sehingga pembuatan aturan memakan waktu lama,” terang Dian mengomentari dugaan tersebut.

“Untuk kami sudah jelas bahwa (network sharing) membuat investasi lebih efisien. Jadi lebih baik kalau dibuka, sehingga bisa memberi pilihan yang lebih banyak pada pelanggan,” imbuhnya.

XL sendiri saat ini sedang menjalankan network sharing dengan Indosat. Kerja sama tersebut dilakukan pada bagian Multi Operator Radio Access Network (MORAN). Keduanya berharap kerja sama bisa ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu pada bagian Multi Operator Core Network (MOCN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com