SINGAPURA, KOMPAS.com - Sennheiser HE 1 resmi menyambangi pasar Asia setelah lebih dulu diperkenalkan di Eropa pada akhir 2015 lalu. Headphone tersebut digadang-gadang sebagai perangkat pendengar audio termahal di dunia.
Untuk memilikinya, pembeli harus merogoh kocek 50.000 euro atau sekitar Rp 732 jutaan. Nilai itu sebanding dengan harga mobil mewah atau apartemen standar di Jakarta.
Andreas Sennheiser yang tak lain adalah CEO perusahaan Jerman itu mengatakan, ide HE 1 bersumbu pada prinsip inovasi. Timnya membutuhkan waktu sekitar satu dekade untuk menggodok HE 1 dari awal hingga siap dipasarkan.
"Kami ingin menciptakan sesuatu yang tak pernah ada di pasaran," kata dia saat memberikan Keynote Speech, Kamis (30/6/2016), di Restoran Adrift, Marina Bay Sands, Singapura.
Andreas mengklaim HE 1 dibuat dengan teknologi inovatif, material premium, serta proses pengerjaan idealis.
Menggabungkan amplifier tabung dan transistor
HE 1 sendiri merupakan generasi kedua dari headphone ikonik Orpheus HE 90 keluaran 1991. Ciri khas Orpheus HE 90 masih dipertahankan, yakni hadir sepaket dengan amplifier.
Bedanya, Sennheiser kini menggabungkan keunggulan amplifier tabung dan amplifier transistor dalam satu desain sirkuit yang telah dipatenkan.
Inovasi itu menghasilkan respons frekuensi antara 8 Hz hingga lebih dari 100 kHz. Kisaran tersebut melampaui kemampuan pendengaran manusia yang rentangnya hanya 20 Hz sampai 20 kHz. Hasilnya, pengguna bisa mendengar komponen suara yang lebih kaya dan detil.
Selain itu, tiap-tiap tabung bertugas menurunkan distorsi hingga ke titik terendah dalam sistem reproduksi audio, yakni mencapai 0,01 persen di 1 kHz dengan tekanan suara 100 dB.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.