“Contohnya jika saya membuatnya menjadi ‘Ketika menekan tombol W pada keyboard, lakukan bergerak ke depan’. Setelah memasukkan perintah itu, dan saya menekan tombol W, maka Kodu akan bergerak ke depan,” terang Microsoft Student Partner Singapura, Sherry Wong, kepada wartawan Kompas.com, Yoga Hastyadi Widiartanto.
Ia menambahkan, banyak hal yang bisa dilakukan oleh Kodu. Intinya aplikasi tersebut merupakan sebuah permainan yang membuat pemainnya bisa menciptakan suatu dunia dengan berbagai isinya menggunakan logika pemrograman.
Pelajar bisa memerintahkan Kodu untuk menanam banyak pohon, lari ketika melihat tanda-tanda tertentu serta bermacam rangkaian kondisi dan aksi lainnya. Karen berbentuk permainan seperti ini, Kodu dinilai cocok untuk meningkatkan gairah belajar coding pada anak-anak usia 8 tahun ke atas.
Microsoft membebaskan siapapun untuk memakai kedua aplikasi tersebut. Bila ingin menjajal Hour of Code dengan berbagai versinya, Anda bisa mengunjungi link ini. Bila ingin mencoba Kodu, dapat mengunduhnya melalui link ini.
Keduanya adalah contoh materi pengajaran ilmu komputer untuk anak-anak. Saat ini ada berbagai organisasi non pemerintah yang menggunakannya sebagai alat bantu pengajaran. Salah satu yang memakainya di Indonesia adalah Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.