KOMPAS.com - Trafik kicauan dari akun pendukung ISIS di Twitter turun hingga 45 persen dalam kurun waktu dua tahun. Menurut kantor kepresidenan AS, Gedung Putih, hal ini tak lepas dari maraknya kampanye anti terorisme yang disebar melalui media sosial.
Kampanye itu antara lain lewat unggahan gambar dan pesan-pesan yang mendeskripsikan penderitaan para korban terorisme. Selain itu, kebrutalan para teroris juga disebar lewat konten maya, sebagaimana dilaporkan DigitalTrends dan dihimpun KompasTekno, Senin (11/7/2016).
Kata kunci yang paling sering digunakan adalah "penyembelihan anak-anak", "pembunuhan orang tak berdosa", dan "penghinaan kemanusiaan".
Ada juga sebuah foto yang memperlihatkan laki-laki menutup mulut seorang perempuan. Foto itu dibubuhi keterangan yang berbunyi "ISIS membungkam suara perempuan".
Foto lain yang juga menyentuh banyak pihak memperlihatkan seorang perempuan berhijab hitam. Perempuan itu mengusap air matanya yang berdarah.
"Perempuan di bawah ISIS. Diperbudak. Dikhianati. Dipukul. Dihina. Dicampuk," begitu bunyi pesan yang mengiringi gambar tersebut.
Propaganda online ditumpas via online
White House menilai media sosial sebagai wadah yang efektif untuk menumpas ISIS. Pasalnya, organisasi tersebut selama ini menggunakan ranah maya untuk menyebar propaganda dan membuka perekrutan anggota.
Dengan maraknya suara membela ISIS lewat internet, kata Gedung Putih, perlawanan yang paling ampuh harus dilakukan lewat media yang sama.
"Kami melihat eksistensi ISIS di ranah online semakin menciut," kata Head of Global Engagement Center Michael Lumpkin.
"Masyarakat anti terorisme semakin vokal di media sosial. Hal ini akan meredupkan kemampuan ISIS untuk merekrut anggota," ia menambahkan.
Perusahaan media sosial seperti Twitter dan Facebook pun mendukung upaya pemberantasan aksi terorisme. Kerja sama antara pemerintah AS dan raksasa-raksasa Silicon Valley dianggap membawa hawa positif. Sebagai contoh, Twitter telah memblokir sekitar 125.000 akun ISIS sejak pertengahan 2015.
Baca: Twitter Tutup 125 Ribu Akun ISIS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.