Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Eksistensi ISIS di Twitter Menciut 45 Persen

Kompas.com - 11/07/2016, 16:13 WIB
|
EditorReska K. Nistanto

KOMPAS.com - Trafik kicauan dari akun pendukung ISIS di Twitter turun hingga 45 persen dalam kurun waktu dua tahun. Menurut kantor kepresidenan AS, Gedung Putih, hal ini tak lepas dari maraknya kampanye anti terorisme yang disebar melalui media sosial.

Kampanye itu antara lain lewat unggahan gambar dan pesan-pesan yang mendeskripsikan penderitaan para korban terorisme. Selain itu, kebrutalan para teroris juga disebar lewat konten maya, sebagaimana dilaporkan DigitalTrends dan dihimpun KompasTekno, Senin (11/7/2016).

Kata kunci yang paling sering digunakan adalah "penyembelihan anak-anak", "pembunuhan orang tak berdosa", dan "penghinaan kemanusiaan".

Ada juga sebuah foto yang memperlihatkan laki-laki menutup mulut seorang perempuan. Foto itu dibubuhi keterangan yang berbunyi "ISIS membungkam suara perempuan".

Foto lain yang juga menyentuh banyak pihak memperlihatkan seorang perempuan berhijab hitam. Perempuan itu mengusap air matanya yang berdarah.

"Perempuan di bawah ISIS. Diperbudak. Dikhianati. Dipukul. Dihina. Dicampuk," begitu bunyi pesan yang mengiringi gambar tersebut.

Propaganda online ditumpas via online

White House menilai media sosial sebagai wadah yang efektif untuk menumpas ISIS. Pasalnya, organisasi tersebut selama ini menggunakan ranah maya untuk menyebar propaganda dan membuka perekrutan anggota.

Dengan maraknya suara membela ISIS lewat internet, kata Gedung Putih, perlawanan yang paling ampuh harus dilakukan lewat media yang sama.

"Kami melihat eksistensi ISIS di ranah online semakin menciut," kata Head of Global Engagement Center Michael Lumpkin.

"Masyarakat anti terorisme semakin vokal di media sosial. Hal ini akan meredupkan kemampuan ISIS untuk merekrut anggota," ia menambahkan.

Perusahaan media sosial seperti Twitter dan Facebook pun mendukung upaya pemberantasan aksi terorisme. Kerja sama antara pemerintah AS dan raksasa-raksasa Silicon Valley dianggap membawa hawa positif. Sebagai contoh, Twitter telah memblokir sekitar 125.000 akun ISIS sejak pertengahan 2015.

Baca: Twitter Tutup 125 Ribu Akun ISIS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke