Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Penyebaran "Pokemon Go" Ikuti Game "Ingress"

Kompas.com - 16/07/2016, 09:28 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Niantic, pengembang Pokemon Go, mengatakan segera merilis permainan hasil kerja sama dengan Nintendo tersebut di lebih kurang 200 negara. Sayangnya tidak disebutkan kapan waktu perilisan itu.

Sementara ini Pokemon Go memang baru dirilis di Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Inggris serta Jerman.

Chief Executive Niantic, John Hanke menolak memberikan alasan pembatasan penyebaran Pokemon Go. Ia hanya memberi catatan bahwa mereka bakal merilis Pokemon Go dengan alur yang mirip Ingress, permainan berbasis augmented reality pertama Niantic.

Menurut Hanke, Ingress perlu waktu selama satu atau dua bulan untuk bisa dirilis sepenuhnya ke lebih kurang 200 negara. Dan hal serupa bisa saja terjadi pada Pokemon Go.

Hanke juga mengonfirmasi bahwa Pokemon Go akan segera dirilis resmi di Jepang, negara asal permainan tersebut.

Lalu pada akhirnya, dia berharap bisa meluncurkannya di Korea Selatan, negara yang saat ini melarang pemakaian Google Maps. Niantic, yang merupakan perusahaan spin off dari Google, sedang berusaha menyelesaikan masalah pemetaan ini.

"Ada solusi untuk masalah itu," ujar Hanke.

Kendati menyebut dua negara yang berada di kawasan Asia, tak ada informasi soal perilisan di Indonesia.

Saat ini Niantic sedang mengembangkan kapasitas server yang digunakan untuk menjalankan permainan Pokemon Go. Pasalnya, meski baru dirilis resmi di lima negara saja, permainan milik Nintendo itu sudah menjadi tren di berbagai negara.

Baca: Mengapa Pokemon Go Begitu Sukses?

Tentu saja, negara-negara yang belum kebagian aplikasi resmi memainkannya melalui jalur "belakang". Pokemon Go, yang sebenarnya merupakan aplikasi gratis dengan selipan in-app-purchases, diunduh dalam bentuk APK untuk dimainkan di ponsel Android.

Baca: Ini Link Download APK Pokemon Go

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com