Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Kerja Sensor "Fingerprint" pada "Smartphone"!

Kompas.com - 19/07/2016, 11:34 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com – Beberapa film bertema action kerap merekam adegan salah seorang karakter sedang membuka semacam kotak atau ruang rahasia tempat penyimpanan senjata. Bukan dengan memasukkan kode angka, dia hanya perlu menempelkan jari tangan dan pintu pun terbuka.

Di dunia nyata, teknologi pemindai sidik jari atau fingerprint recognition sebenarnya sudah jamak digunakan sebagai "benteng pertahanan" data-data penting. Sistem keamanan ini tidak mudah dibobol, karena tak ada manusia memiliki pola sidik jari sama.

Wajar saja, banyak produk smartphone mulai mengaplikasikan fitur fingerprint sebagai kode akses mengaktifkan ponsel. Berbeda dengan sistem angka atau pattern, orang tak bisa meniru sidik jari.

Sebenarnya, jauh sebelum ramai disematkan pada ponsel pintar, teknologi fingerprint dikembangkan pertama kali untuk kepentingan Biro Penyelidik Federal (FBI) di Amerika Serikat.

Pada 1969 FBI bekerja sama dengan Institut Nasional Standar dan Teknologi (NIST) membuat sistem identifikasi berbasis sidik jari. Enam tahun kemudian, protitipe pertama pun dipamerkan institusi tersebut. Nah, kalau pada smartphone, seperti apa teknologi ini diaplikasikan?

Membaca pola

Secara sederhana fingerprint bekerja dengan "merekam" sidik jari seseorang, lalu menyimpan pola khasnya. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data yang telah tersimpan tersebut. Jika dinyatakan sama, akses otomatis terbuka.

Pertanyaannya, bagaimana mesin pemindai "membaca" pola sidik jari?

THINKSTOCKPHOTOS Sidik jari akan terlihat jelas saat kita melakukan cap jari menggunakan tinta.

Sidik jari terdiri dari banyak garis menonjol yang cenderung melingkar-lingkar. Hal ini bisa terlihat jelas, salah satunya ketika kita membuat cap jari menggunakan tinta untuk surat-surat resmi.

Dari situ bisa dilihat, satu sidik jari saja memiliki banyak pola rumit. Jika semua pola ini digunakan, proses identifikasi sidik jari akan memakan waktu terlalu lama. Sebaliknya, jika pola yang diambil terlalu sederhana, kemungkinan pemindaian kurang akurat.

Sebagai solusi, mesin pemindai hanya menangkap dan menyimpan tiga jenis pola pada guratan sidik jari. Pola diambil dari bagian yang pada hasil cap jari tintanya terlihat lebih tebal.

Pola itu di antaranya, ujung garis (ridge ending), garis bercabang (bifurcation), dan garis pendek menyerupai titik (short ridge). Tiga detail pada sidik jari ini tak pernah ditemui sama pada manusia.

https://en.wikipedia.org/wiki/Fingerprint_recognition Pola sidik jari selalu berbeda pada setiap orang.

Untuk memindai, mesin membutuhkan sensor. Jenis sensornya juga beragam. Optis atau optical fingerprint imaging, misalnya, memanfaatkan cahaya saat merekam pola sidik jari. Cara kerjanya mirip mesin fotocopy.

Jari diletakkan di atas sebuah scanner—biasanya berbahan kaca. Lalu, dari bawah scanner, pemancar cahaya menerangi permukaan ujung jari. Pantulan cahaya kemudian ditangkap alat penerima sehingga foto sidik jari pun didapat.

Sayangnya, teknik ini memiliki beberapa kekurangan. Pola sidik jari yang didapat sangat bergantung pada kondisi kulit telapak jari. Jika jari kotor atau kulit sedang terkelupas, misalnya, pemindai bisa saja gagal mengenali sidik jari.

Akibat kekurangan tersebut, ponsel pintar lebih memilih menggunakan sensor ultrasonik atau kapasitans (capacitive). Sensor ultrasonik, sesuai namanya, memanfaatkan gelombang ketika memindai sidik jari seperti pada ultrasonografi (USG) yang kerap digunakan untuk keperluan medis.

Hasil pemindaian sidik jari dengan sensor tersebut sudah berkualitis tiga dimensi (3D) sehingga kemungkinan pemalsuan lebih rendah. Identifikasi menggunakan sensor ultrasonik juga tak bergantung pada kualitas kulit jari.

THINKSTOCKPHOTOS Sensor optis pada pemindai sidik jari lebih banyak digunakan untuk keperluan keamanan gedung atau absensi karyawan.

Lain cerita jika menggunakan sensor kapasitans. Sistem ini menggunakan alat elektronik semacam kapasitor untuk memindai sidik jari. Kapasitor menyimpan muatan listrik yang disambungkan dengan piringan konduktif pada layar smartphone sehingga bisa digunakan melacak detail sidik jari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com