Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tender Palapa Ring Timur Dinilai Tidak Transparan

Kompas.com - 20/07/2016, 12:07 WIB

KOMPAS.com - Proses tender proyek Palapa Ring Paket Timur yang dimenangkan oleh konsorsium Smartfren dinilai tidak transparan. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pun diminta menyelidiki proses tender tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2016).

"Ada yang aneh di proses dan hasil lelang. Biar tak ada gosip jalanan, saya sarankan KPPU turun melihat proses dan hasil dari tender Palapa Ring paket timur,” ujar Kamilov.

Keanehan yang ditemui oleh Kamilov adalah gugurnya konsorsium XL Axiata-Indosat Ooredoo-Alita karena alasan tidak memenuhi syarat administrasi.

“Konsorsium itu isinya Indosat dan XL Axiata. Keduanya bukan pemain ecek-ecek. Masa gugur karena syarat administrasi," kata Kamilov.

"KPPU dapat melakukan investigasi karena ada dugaan persekokolan dalam proses lelang tersebut,” sarannya.

Proses tender proyek Palapa Ring paket Timur yang meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua Barat dilakukan secara beauty contest. Kamilov menilai proses beauty contest bisa menimbulkan penilaian subyektif.

Proyek dengan belanja modal paling mahal

Seperti diketahui, Panitia Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring Paket Timur telah mengumumkan Konsorsium Moratelindo-IBS-Smart Telecom sebagai pemenang dari tender tersebut.

Baca: Konsorsium Smartfren Menangi Tender Palapa Ring Timur

Konsorsium yang anggotanya terafiliasi dengan Grup Sinar Mas ini berhasil mengalahkan Konsorsium XL-Indosat-Alita dengan nilai 85,98 dengan finansial total pengajuan Rp 14 triliun.

Paket Timur yang menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 kilometer membutuhkan belanja modal paling besar, sekitar Rp 5 triliun.

Dibandingkan dengan proyek Paket Barat dan Tengah, belanja modal kedua paket itu adalah sekitar Rp 790 miliar.

Paket Timur memiliki skema availability payment dalam kurun waktu 15 tahun, dimana valuasi proyek ini bisa mencapai Rp 14 triliun. Pembangunaan kabel optik banyak di laut yakni 80 persen dan darat 20 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com