Tentang isu bahwa permainan itu menjadi sarana untuk melakukan pemetaan lokasi strategis perkantoran, pemerintahan, dan militer, Widyawan mengatakan bahwa Niantic, perusahaan pembuat Pokémon Go, tidak perlu melakukan pemetaan karena mereka sudah memiliki petanya.
Pokémon Go menggunakan peta yang disediakan oleh Google Map. Peta tersebut terbuka di internet sehingga pengembang aplikasi pihak ketiga bisa memanfaatkannya melalui Google Map Application Program Interface (API).
Google Map merupakan peta luar ruang dan diambil berbasis gambar satelit maupun kamera yang dipasang di pesawat. Tidak ada informasi indoor yang terdapat di dalamnya.
Baca: Ini Hukuman Pemain Pokemon Go yang Curangi GPS
Untuk pemetaan dalam ruang, Widywan menilai bahwa secara teknis lebih susah untuk dilakukan. Teknologi yang digunakan umumnya berdasarkan pengukuran jarak menggunakan laser, ultrasound, maupun depth-camera.
Salah satu teknologi terkini yang digunakan dalam permainan Pokémon Go, kata Widyawan, adalah augmented reality (AR). Dengan teknik ini, gambar digital akan ditambahkan (augmented) dalam pemandangan nyata yang ditampilkan oleh kamera.
Salah satu apps produksi Octagon Studio Bandung yang menggunakan teknik AR untuk aplikasi mereka.
Tidak kirim data ke server
Di media sosial beredar kabar bahwa gambar kamera yang digunakan dalam permainan akan dikirimkan ke server Niantic tanpa izin.
Untuk menguji hal tersebut, sebuah perusahaan bernama Applidium melakukan reverse engineering untuk mendapatkan kode pemrogramannya (source code).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.