Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diakuisisi Verizon, Bagaimana Nasib CEO Yahoo Marissa Mayer?

Kompas.com - 27/07/2016, 07:10 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Yahoo akhirnya resmi dipinang Verizon dengan nilai 4,83 miliar dollar AS (Rp 63 triliun) secara tunai. Penyatuan perusahaan internet dan operator telekomunikasi yang sama-sama berbasis Amerika Serikat tersebut disepakati pada Senin (25/7/2016) pagi waktu setempat.

Dengan ini, Verizon akan mengambil alih operasi bisnis utama Yahoo. Lantas, bagaimana nasib CEO Marissa Mayer yang selama ini menakhodai Yahoo?

Dihimpun KompasTekno, Rabu (27/7/2016), dari USAToday, Mayer akan tetap setia di Yahoo dan tetap menjabat sebagai CEO. Ia akan mengawal proses transisi bisnis Yahoo ke Verizon dan bekerja sama dengan AOL sebagai perusahaan yang juga berada di bawah naungan Verizon.

"Saya berencana untuk menetap. Saya cinta Yahoo dan bersemangat untuk menghadapi tahap baru perusahaan," kata Mayer.

Baca: Setelah Dibeli Verizon, Bagaimana Nasib Karyawan Yahoo?

Prioritas utama Mayer dalam waktu dekat ada dua, yakni mengawasi penutupan transaksi Yahoo sebagai perusahaan tunggal dan melindungi nilai saham ekuitas Yahoo.

Diketahui, Yahoo punya saham 15 persen di ritel raksasa China, Alibaba, yang bernilai 32 miliar dollar AS atau sekitar Rp 421 triliun. Selain itu, Yahoo juga masih punya saham pada Yahoo Jepang sebanyak 36 persen atau 8 miliar dollar AS (Rp 105 triliun).

Ketika transaksi ditutup pada kuartal pertama 2017, brand Yahoo akan sepenuhnya menjadi milik Verizon. Belum jelas apakah nama Yahoo bakal dipertahankan atau diganti.

CEO AOL Tim Amstrong mengindikasikan nama Yahoo akan tetap dipertahankan oleh Verizon. AOL sendiri diakuisisi Verizon pada Mei 2015 dengan nilai 4,4 miliar dollar AS atau setara Rp 57 triliun.

"Kami (Verizon dan AOL) suka brand Yahoo," ujarnya.

Mayer dibutuhkan

Amstrong juga mengatakan kehadiran Mayer sangat berarti bagi Yahoo di bawah naungan Verizon. Armstong sendiri ke depannya bakal bekerja sama banyak dengan Mayer.

"Ekspektasi saya adalah Mayer tetap memimpin Yahoo. Saya sudah kenal dia selama 20 tahun. Kami adalah teman, jadi saya berharap bisa bekerja sama dengan dia lebih intens," Amstrong menuturkan.

Armstrong dan Mayer adalah kolega di Google. Mayer masuk pada 1999 dan Armstrong pada 2000. Meski kemudian keduanya menjadi veteran sang raksasa mesin pencari, Armstrong dan Mayer tetap berteman baik.

"Armstrong dan saya adalah teman lama. Saya sangat menghargai dia dan berharap bisa membuat sesuatu bersama-sama," kata Mayer.

Mayer sendiri menjabat sebagai CEO Yahoo sejak Juli 2012 lalu. Mayer masuk ketika kondisi bisnis Yahoo mulai terseok-seok. Investor Yahoo sempat berharap banyak pada Mayer, lalu perlahan mulai pasrah dengan kondisi perusahaan yang pernah jaya pada era 90-an itu.

Harapan pasca akuisisi

Verizon punya ekspektasi tinggi pada Yahoo. Menurut CEO Verizon Lowell McAdam, Yahoo bisa membuat Verizon lebih kompetitif sebagai perusahaan media mobile di dunia, serta mendorong pendapatan dari iklan digital.

Sementara itu, Mayer berharap akuisisi ini mampu membangun dan mempercepat bisnis mobile, video, native advertising, dan sosial Yahoo.

Yahoo mengklaim memiliki 1 miliar pengguna aktif bulanan, termasuk 600 juta di antarannya yang berasal dari platform mobile. Yahoo juga memiliki bisnis yang menghubungkan pengiklan dengan target audiens mereka melalui teknologi yang mengombinasikan data dan konten.

Jika digabungkan, bisnis Yahoo, Verizon, dan AOL bisa menghasilkan portofolio brand dengan kemampuan distribusi yang luas. AOL dan Yahoo saja jika digabungkan akan memiliki 25 brand yang sedang dan terus berkembang.

Baca: Dicaplok Verizon, Produk Yahoo Bakal Ditutup?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com