Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Bikin Mesin Pencari, Mengapa Google Lebih Sukses dari Yahoo?

Kompas.com - 27/07/2016, 09:40 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Di saat mesin pencari buatan Google tumbuh besar, Yahoo masih saja berusaha mengurasi internet menggunakan tenaga manusia. Hingga pada suatu waktu, pionir mesin pencari itu mulai sadar dan berusaha memutar haluan.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Wall Street Journal, Rabu (27/7/2016), upaya putar haluan itu gagal. Sementara itu posisi Google sebagai mesin pencari sudah sangat kokoh.

Sejak awal pendiriannya, Google tetap fokus mengembangkan teknologi mesin pencari. Kualitas mesin itu pula yang menarik minat banyak pengguna. Mereka yang memakainya memasukkan berbagai kata kunci dan pertanyaan ke mesin tersebut.

Selanjutnya, Google menyelipkan iklan di hasil pencarian orang-orang. Perusahaan pun memperbesar keuntungan dengan cara melelang ruang yang bisa menampilkan iklan relevan dengan konteks pengguna.

Bisnis iklan ini, hingga sekarang, menjadi sebuah cerita sukses paling fenomenal sepanjang sejarah perdagangan modern.

Baca: Diakuisisi Verizon, Bagaimana Nasib CEO Yahoo Marissa Mayer?

Alphabet, induk usaha Google saat ini, mereguk keuntungan sebesar 75 miliar dollar AS atau sekitar Rp 987,3 triliun pada 2015 lalu. Sekitar 90 persen dari keuntungan itu diperoleh dari bisnis iklan mereka.

Yahoo yang melihat kesuksesan itu berusaha mengganti strategi. Mereka membeli perusahaan mesin pencari dan teknologi periklanan hingga memutus kerja sama dengan Google pada 2004.

Sayangnya, pionir mesin pencari itu gagal. Selanjutnya, perusahaan berusaha meraih keuntungan dengan cara lama, strategi konten dan media.

CEO Yahoo saat ini, Marissa Mayer, juga telah melakukan berbagai cara untuk membuat perusahaan tetap mereguk untung. Di antaranya dengan membayar hak siaran NFL senilai 20 juta dollar atau setara Rp 263,3 miliar, namun tetap saja gagal.

Sementara itu, Google yang fokus pada teknologi telah berhasil mengembangkan berbagai produk yang dipakai miliaran orang, antara lain Gmail, Maps, dan berkembang ke bisnis OS mobile Android. Semua produk itu merupakan saluran yang terhubung ke bisnis iklan mereka.

Sekarang, Yahoo sudah dijual senilai 4,83 miliar AS atau setara Rp 63 triliun kepada Verizon. Mesin pencari itu akan memulai babak baru sebagai pelengkap strategi perusahaan induknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com