Ada banyak alat yang bisa dipakai untuk mencari tahu dan membandingkan informasi yang Anda miliki. Bisa saja menggunakan Google atau media lain. Namun intinya, pernyataan atau hal yang akan diunggah ke media sosial itu jangan sampai hanya merupakan kabar bohong (hoax).
“Ini soal literasi digital, yaitu kemampuan mengolah atau memanfaatkan informasi di media sosial, baik melalui Twitter atau lainnya. Seseorang mesti tahu cara membatasi konten yang diperlukan dan memilih informasi,” terang Donny.
“Cek dan ricek, klarifikasi dulu. Hal seperti ini mestinya otomatis dilakukan,” imbuhnya.
Donny menambahkan, di zaman sebelum internet, persebaran kabar yang tidak jelas faktanya masih bisa terbatas karena hanya dari mulut ke mulut saja. Tapi zaman internet ini berbeda, penyebaran informasi tanpa berpikir lebih dahulu itu bisa berujung fatal.
“Kalau sekarang di era digital, tidak punya kemampuan (literasi digital), lalu mengunggah konten yang tidak tepat ke media sosial, maka langsung menyebar ke mana-mana. Contohnya ya itu pembakaran wihara beberapa waktu lalu. Orang tidak mengecek fakta, tapi langsung menyebarkan saja,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.