Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Asep Sunandar Terpilih Jadi Google Doodle Hari Ini?

Kompas.com - 03/09/2016, 06:43 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com — Jika membuka mesin pencari Google pada Sabtu (3/9/2016) ini, Anda akan menemukan dua tokoh pewayangan, Semar dan Cepot, dalam gaya wayang golek.

Semar dalam Google Doodle tersebut digambarkan sebagai tokoh berperut buncit, wajah putih, memakai sarung motif kotak-kotak, dan memiliki kuncung. Sementara itu, Cepot digambarkan sebagai tokoh berkulit merah. Di latar belakang, terlihat sang dalang yang menggunakan tutup kepala blangkon.

Bukan tanpa alasan Google menayangkan kedua tokoh pewayangan itu. Doodle Semar dan Cepot itu dipersembahkan untuk memperingati hari ulang tahun sang dalang, Asep Sunandar Sunarya. Sang dalang dikenal sebagai seorang pria yang semasa hidupnya dikenal sebagai maestro wayang golek.

"Asep Sunandar telah menghibur penonton selama bertahun-tahun dengan penampilannya, dari malam hingga menjelang pagi. Hari ini, Google Doodle kami menampilkan Sunandar bersama dua wayang goleknya. Selamat ulang tahun, Asep Sunandar," tulis Google.

Dalang Asep Sunandar Sunarya lahir di Kampung Jelekong, Baleendah, Bandung, pada 3 September 1955. Ia meninggal dunia pada 31 Maret 2014 di usia 58 tahun karena serangan jantung.

Semasa hidupnya, Asep Sunandar sering kali memakai Cepot sebagai tokoh dalam bermacam-macam lakon yang didalanginya. Cepot hadir sebagai tokoh yang memberikan hiburan sekaligus nasihat-nasihat.

Bahkan, seperti dilansir KompasTekno dari Wikipedia, dapat dikatakan bahwa Asep Sunandar-lah yang membuat Cepot menjadi salah satu tokoh pewayangan yang banyak dikenal masyarakat.

Selain soal cerita, Asep juga pernah memodifikasi wayang golek yang dimainkannya. Modifikasi yang dimaksud antara lain membuat wayang golek raksasa (buta) yang kepalanya bisa terburai saat terkena hantaman gada, Cepot yang dapat mengangguk, dan Arjuna dengan panahnya.

Selain sebagai dalang, pada 1993, Asep Sunandar juga pernah diminta menjadi dosen luar biasa di Institut International De La Marionnette, Charlevile, Perancis. Dia mengajar selama dua bulan saja dan sempat dianugerahi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis.

Pada 1994 silam, Asep pernah merintis pentas di luar negeri. Negara yang disambangi antara lain Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, serta Belgia. Selanjutnya, pada 1995, Asep mendapatkan penghargaan berupa Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Soeharto.

Baca juga: Siapa Samaun Samadikun yang Sempat Jadi Google Doodle?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber wikipedia
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com