Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bisa Jadi Pasar Pesawat Jet Pribadi Terbesar Se-ASEAN

Kompas.com - 06/09/2016, 19:26 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

Seperti diketahui, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan No 66 Tahun 2015 menyebutkan, angkutan udara bukan niaga dan angkutan udara niaga tidak berjadwal luar negeri dengan pesawat udara sipil asing, wajib mengantongi tiga izin sebelum masuk wilayah Indonesia.

Bila izin sudah dikantongi, angkutan udara bukan niaga dan angkutan udara niaga tidak berjadwal luar negeri dengan pesawat udara sipil asing hanya dapat mendarat atau lepas landas dari satu bandara internasional saja.

Izin pertama, diplomatic clearance dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Selanjutnya, security cleareance dari TNI dan terakhir, flight approval dari Kemenhub.

Di sisi lain, jika seseorang ingin memiliki pesawat dengan registrasi Indonesia, izin dan pajaknya masih tergolong tinggi.

"Sekarang kalau mau PK (menggunakan registrasi Indonesia), kalo mau non-komersil (jet pribadi), selain kena pajak tinggi, izin operasinya juga ribet," kata pengamat penerbangan Gerry Soejatman.

"Kalo (menggunakan registrasi) PK ya siap-siap lunas sebelum delivery (pesawat dikirim)," kata Gerry.

Aturan inilah yang kemudian biasanya memberatkan perusahaan finansial dalam melakukan pembayaran pembelian jet pribadi. Harga jual kembali pesawat beregistrasi PK (Indonesia) juga menurut Gerry lebih rendah dibanding pesawat registrasi N (AS) atau VP (koloni Inggris).

Sementara juru bicara Dassault Aviation, Leithen Francis saat berbincang dengan KompasTekno mengatakan, hampr separuh dari pesawat-pesawat jet pribadi yang ada di Indonesia masih menggunakan registrasi luar (non-PK).

"Banyak yang menyayangkan regulasi pemerintah Indonesia, investor akan kesulitan jika ingin bekrunjung ke daerah, baik untuk tujuan bisnis atau wisata," tutur Francis.

Aturan yang sederhana

Ribetnya membeli pesawat jet pribadi di Indonesia ini juga diakui oleh Yon Karyono, airworthiness inspector dan praktisi dunia penerbangan.

Dijelaskan oleh Yon, sebelum mengurus Certificate of Airworthiness (kelayakan pesawat) dan Certificate of Registration (pendaftaran pesawat), calon pembeli harus mengajukan izin prinsip yang di dalamnya menerangkan apa tujuan membeli pesawat, di mana mau beroperasi, perawatan, kondisi keuangan, karyawan, dan sebagainya.

"Kalau izin prinsip selesai, lalu mengurus izin ke menteri kalau pesawat dari luar, kalau pesawat dari dalam negeri cukup izin Dirjen," imbuhnya.

Dibandingkan mengurus di luar negeri, menurut Yon, mereka cukup mengajukan izin ke FAA, tidak perlu izin Menteri.

Namun demikian, Yon merasa aturan di Indonesia perlu dibuat. "Harusnya izin, tapi dipermudah dan dipersingkat, kalau tidak izin nanti malah liar tak terkontrol," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com