Tak semua orang setuju dengan selfie yang dilakukan saat pelaksanaan haji, terutama apabila foto kemudian diunggah ke media sosial. Sebagian ulama berpendapat bahwa selfie saat haji tak ubahnya perbuatan riya’ atau menyombongkan diri, dan karena itu tidak dibolehkan.
Muncul juga keluhan bahwa jemaah yang coba menjepret selfie saat tawaf mengelilingi Kabah menimbulkan “kemacetan” yang bisa membahayakan.
Baca: Pria Terekam Kelilingi Kabah dengan Hoverboard
Meski begitu, para jemaah tak urung tetap aktif menjepret foto atau merekam video dengan ponsel, lalu membagikannya di media sosial seperti yang dilakukan Zohair Zahid, seorang konsultan teknologi asal London, Inggris, yang pergi haji tahun ini.
“Ini soal berbagi pengalaman dengan teman yang tak bisa ikut hadir,” kata Zahid. “Mereka menyukainya, jadi saya minta maaf kalau ada yang tersinggung apabila saya merekam video 10 detik.”
Zahid menuturkan ada hal unik terjadi pada sejumlah video yang direkamnya selagi mengelilingi Kabah. “Video-videonya terhapus secara ajaib. Saya tidak tahu apakah itu campur tangan Tuhan atau karena sebab lain.”
Aplikasi ponsel, gelang elektronik, dan kebiasaan selfie lahir dari kemajuan teknologi. Teknologi memang menghasilkan transformasi pada pelaksanaan ibadah haji. Beberapa aspek menjadikannya lebih baik, tetapi ada juga yang dianggap tak pantas.
Baca: Sejarah Panjang Selfie dan si Tongkat Narsis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.