Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Ponsel, Gelang Haji, dan Selfie

Kompas.com - 12/09/2016, 20:18 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Tarek Al-Zubair kebingungan saat mencari tempat wudhu di Mekkah, beberapa bulan lalu. Informasi yang tersedia secara online dinilainya kurang membantu.

“Saya pikir, kenapa tidak ada cara yang lebih mudah?” gumam Al-Zubair, sang pria berumur 25 tahun, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Bloomberg, Senin (12/9/2016).

Dia pun berinisiatif membuat sebuah aplikasi panduan ibadah haji. Harapannya, aplikasi ponsel pintar bernama Wajibati (tugasku, dalam bahasa Arab) ini bisa membantu para jemaah.

Di dalamnya terdapat panduan langkah demi langkah untuk ibadah haji dan umrah, berikut peta kota Mekkah yang bisa diakses secara online dan offline, checklist, daftar nomor darurat, serta beberapa fitur berguna lainnya.

Wajibati hanyalah salah satu dari beberapa aplikasi yang bisa digunakan oleh jemaah haji saat berada di Kota Suci. Pengembang aplikasi di tanah air pun tak mau ketinggalan dengan membuat aplikasi-aplikasi "Haji" berbahasa Indonesia.

Kementerian Agama RI pun telah merilis aplikasi panduan ibadah haji untuk platform Android. Aplikasi bertajuk "Haji Pintar" tersebut dapat diunduh dari tautan ini.

“(Aplikasi) ini tidak mengubah aspek religius atau ritual dari ibadah haji. Pelaksanaannya saja yang dibuat lebih mudah,” kata Ali Khawaja, rekanan Al-Zubair dalam mengembangkan Wajibati.

Gelang elektronik

Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi pun mulai meresap masuk ke dalam pelaksanaan ibadah haji, ibadah akbar yang dilaksanakan tiap tahun oleh jutaan umat Muslim dari seluruh dunia dengan mengunjungi kota Mekkah dan sejumlah lokasi lain di Arab Saudi, seperti Mina dan padang Arafah.

Otoritas negara tuan rumah turut berinisiatif menggunakan teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas layanan, seperti gelang elektronik (e-Bracelet) yang mulai dibagikan tahun ini, semenjak insiden desak-desakan di Mina pada 2015 yang menewaskan ratusan jemaah. (Baca: Kronologi Insiden di Mina Menurut Dirjen Haji Kemenag)

Gelang bersangkutan berisi chip yang menyimpan informasi kesehatan dan identitas dari jemaah yang mengenakannya, untuk mempermudah proses identifikasi dan layanan medis.

Ada juga keterangan waktu shalat, helpdesk untuk memandu jemaah yang tidak bisa berbahasa Arab, serta koneksi GPS. Informasi dalam gelang elektronik yang tahan air ini bisa diakses oleh petugas layanan haji dengan smartphone.

Selain itu sebanyak 1.000 kamera keamanan telah dipasang di Mina, berikut 14 kamera baru di lingkungan Masjidil Haram. Kamera-kamera ini tersambung ke pusat kendali yang diawasi 24 jam oleh petugas.

Selfie, boleh atau tidak?

Akan halnya tren selfie yang mengemuka seiring dengan maraknya smartphone, bukan rahasia bahwa aneka potret diri jemaah dengan latar belakang kegiatan ibadah haji banyak bertebaran di media sosial.

Tak semua orang setuju dengan selfie yang dilakukan saat pelaksanaan haji, terutama apabila foto kemudian diunggah ke media sosial. Sebagian ulama berpendapat bahwa selfie saat haji tak ubahnya perbuatan riya’ atau menyombongkan diri, dan karena itu tidak dibolehkan.

Muncul juga keluhan bahwa jemaah yang coba menjepret selfie saat tawaf mengelilingi Kabah menimbulkan “kemacetan” yang bisa membahayakan.

Baca: Pria Terekam Kelilingi Kabah dengan Hoverboard

Meski begitu, para jemaah tak urung tetap aktif menjepret foto atau merekam video dengan ponsel, lalu membagikannya di media sosial seperti yang dilakukan Zohair Zahid, seorang konsultan teknologi asal London, Inggris, yang pergi haji tahun ini.

“Ini soal berbagi pengalaman dengan teman yang tak bisa ikut hadir,” kata Zahid. “Mereka menyukainya, jadi saya minta maaf kalau ada yang tersinggung apabila saya merekam video 10 detik.”

Zahid menuturkan ada hal unik terjadi pada sejumlah video yang direkamnya selagi mengelilingi Kabah. “Video-videonya terhapus secara ajaib. Saya tidak tahu apakah itu campur tangan Tuhan atau karena sebab lain.”

Aplikasi ponsel, gelang elektronik, dan kebiasaan selfie lahir dari kemajuan teknologi. Teknologi memang menghasilkan transformasi pada pelaksanaan ibadah haji. Beberapa aspek menjadikannya lebih baik, tetapi ada juga yang dianggap tak pantas.

Baca: Sejarah Panjang Selfie dan si Tongkat Narsis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com