Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpalingnya Singapore Airlines dari A380 dan Dampaknya bagi Airbus

Kompas.com - 16/09/2016, 18:06 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

Singapore Airlines memang baru mengembalikan satu dari lima unit pesawat A380 sewaannya, namun ini menunjukkan bahwa maskapai flag carrier Singapura itu telah mempertimbangkan efek apa yang akan didapat jika mengoperasikan A380 dalam jangka lama.

Keputusan yang diambil Singapore Airlines itu seolah menambah bayang-bayang program A380 Airbus.

Airbus selama ini memang kesulitan mencari konsumen yang mau membeli Superjumbo A380. Sepinya permintaan A380 membuat Airbus harus memangkas kapasitas produksi pabriknya dari 27 pesawat per tahun di 2015 lalu menjadi hanya 12 pesawat saja pada 2018 nanti.

Salah satu keengganan maskapai-maskapai untuk meminang A380 adalah load factor (tingkat keterisian pesawat) yang belum tentu bisa dipenuhi oleh mereka, sehingga susah untuk mencari untung.

A380 sendiri memiliki kapasitas kursi hingga 600 penumpang. Ia dibanderol dengan harga mulai dari 432,6 juta dollar AS.

Maskapai-maskapai kini lebih cenderung memilih ukuran pesawat yang lebih kecil namun mampu terbang lebih jauh dan memiliki dua mesin saja. Sehingga lebih hemat dalam perawatannya.

Oleh karena itulah, Airbus A350 dan Boeing B787 Dreamliner kini lebih menarik di mata maskapai-maskapai dunia.

Airbus tidak mau berkomentar tentang keputusan Singapore Airlines tidak memperpanjang pengoperasian A380. Mereka berkilah tidak bisa memberikan komentar terhadap rencana armada yang dibuat maskapai.

Peluang model bisnis baru?

Pun demikian, Airbus nampaknya tetap optimis dengan bisnis sewa pesawat A380 produksinya.

"Kami yakin masih ada pasar untuk A380 tangan kedua (second hand), bisa disewakan dengan harga yang menarik," ujar juru bicara Airbus kepada The Wall Street Journal.

"Ini juga menjadi kesempatan yang bagus bagi pemain baru dengan model bisnis yang baru pula untuk mengoperasikan A380," imbuhnya.

Contoh maskapai yang menggunakan strategi untuk mengoperasikan A380 second adalah British Airways.

International Consolidated Airlines Group selaku perusahaan induk British Airways melalui CEO-nya, Willie Walsh mengatakan bahwa mereka ingin mengakuisisi A380 bekas maskapai lain untuk melengkapi 12 A380 yang telah dioperasikan maskapai Inggris tersebut.

Menurut Walsh, mengoperasikan A380 bekas akan lebih masuk akal bagi British Airways ketimbang membeli baru.

Airbus boleh saja tetap optimis dengan program A380-nya, karena masih ada maskapai Jepang ANA yang memesan tiga pesawatnya. Ada pula Iran Air yang memesan 12 pesawat senilai 27 miliar dollar AS.

Namun Airbus juga harus menyiapkan strategi jika Superjumbo itu mulai tidak lagi diminati maskapai-maskapai dunia. Salah satunya adalah bisnis sewa A380 bekas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com