Google dan Microsoft angkat bicara soal dugaan tersebut. Menurut juru bicara Google, pihaknya tak pernah ditawari pemerintah untuk menjadi mata-mata.
"Kalau kami diminta, respons kami tentu saja 'tidak'," kata dia.
Perwakilan Microsoft pun seiya sekata. "Kami tak pernah terlibat dalam aksi mata-mata alur e-mail seperti yang diberitakan terkait dengan Yahoo," ujarnya.
Perpecahan di tubuh Yahoo
Praktik mata-mata Yahoo dikatakan mendulang kontroversi di level eksekutif. Beberapa orang disebut kecewa dengan keputusan CEO Yahoo, Marissa Mayer, untuk patuh terhadap instruksi pemerintah.
Salah satu yang paling kecewa adalah mantan Chief Information Security Officer, Alex Stamos. Sesuai divisinya, Stamos memang seyogianya menjamin keamanan bagi pengguna layanan Yahoo.
Tahun lalu, tepat saat software mata-mata Yahoo dikabarkan tengah dibangun, Stamos hengkang dari perusahaan yang telah membesarkan namanya.
Menurut sumber dalam, hal ini didasari kekecewaan Stamos terhadap Yahoo. Ia pindah ke Facebook sebagai eksekutif di divisi keamanan. Meski demikian, pada surat pengunduran dirinya yang dipublikasikan tahun lalu, Stamos tak menyebut ada masalah dengan Yahoo.
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari Pemerintah AS soal informasi dari "pembisik" yang ramai di internet.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.