Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Diapakan Jutaan "Sampah" Galaxy Note 7 yang Tidak Terjual?

Kompas.com - 13/10/2016, 11:33 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Meski terdengar masif dengan 2,5 juta unit yang ditarik kembali dalam recall pertama saja, kasus kegagalan Galaxy Note 7 sebenarnya hanya bagian kecil dari keseluruhan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kehidupan manusia modern.

Angka 2,5 juta unit itu tak sampai 1 persen dari total pasaran smartphone dunia yang tercatat sebesar 342 juta unit hanya dalam waktu 3 bulan, yakni kuartal kedua 2016, menurut lembaga riset IDC.

Industri smartphone pun cuma salah satu bagian dari kegiatan produksi yang membuang-buang aneka bahan yang sulit diperoleh kembali, seperti logam langka tadi.

Kesialan yang dialami Samsung sebenarnya bisa dihindari dengan menggunakan baterai yang bisa dilepas pada Galaxy Note 7 -kalau benar baterai merupakan akar masalahnya.

“Kalau Samsung bisa mengirim unit baterai baru yang punya kapasitas 95 persen dari yang lama, yang lebih aman dari sebelumnya, tentu keadaanya akan baik-baik saja,” kata Wiens.

Baca: Samsung Siapkan Kotak Anti-Api untuk Galaxy Note 7

Baterai yang bisa dilepas sebelumnya selalu menjadi fitur standar ponsel Galaxy seri flagship, sebelum mulai menghilang seiring dengan diadopsinya faktor bentuk unibody.

Jika saja Samsung memakai baterai yang bisa dilepas untuk Galaxy Note 7, efek persoalan Galaxy Note 7 terhadap perusahaan tersebut tidak akan sebesar sekarang, begitupun dengan dampaknya terhadap lingkungan.

Apa daya, Samsung memilih untuk menanam baterai built-in yang dilekatkan dengan lem sehingga sangat sulit untuk diperbaiki maupun didaur ulang.

Nasi sudah menjadi bubur, namun setidaknya para pabrikan smartphone bisa belajar dari kasus ini. Seperti halnya kebocoran minyak yang memberikan peluang mencoba teknik pembersihan baru, recall massal mungkin bisa membuahkan metode daur ulang ponsel yang lebih efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com