Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya "Pokemon Go" di Dunia Pekerjaan

Kompas.com - 14/10/2016, 13:32 WIB

Sementara data itu sendiri kemungkinan disimpan di negara asing yang hukum perlindungan datanya kurang ketat.

"Keamanan app adalah masalah yang tersembunyi," kata Cesare Garlati, pimpinan strategi keamanan Prpl Foundation, badan nirlaba yang mempromosikan standar perangkat lunak sumber terbuka.

"Perangkat lunak saat ini dirakit, bukannya tertulis, pengembang menggunakan perpustakaan, sehingga Anda tidak mengetahui kode cacat yang kemungkinan ada di dalam app, yang dapat merusak keamanannya," katanya.

"Gunakan Alat Anda Sendiri (gunakan telepon pintar, tablet atau komputer jinjing sendiri untuk bekerja) adalah ancaman terbesar keamanan, (karena) perusahaan kehilangan kendali."

Sementara sejumlah perusahaan berusaha keras melindungi informasi pribadi yang dapat diidentifikasi, seperti nomor social security dan kartu kredit, seringkali informasi tidak berbahaya yang justru dapat memberikan para peretas amunisi untuk membuat e-mail phishing menjadi dipercaya, misalnya sebuah permintaan pembayaran tagihan palsu dapat diterima.

Ancaman lain

Banyak app juga mengandung malware, yang merupakan ancaman lain bagi keamanan perusahaan.


"Kebanyakan app telepon genggam (yang mengandung malware) menghasilkan uang dengan menjual informasi pengguna atau memalsukan data perbankan," kata Kalember.

"Banyak organisasi kehilangan dana lewat app phishing, yang seringkali berpura-pura sebagai hal lain, seperti Flash player atau bahkan app Bible, saat mereka memungkinkan orang di bagian keuangan memasuki rekening bank perusahaan lewat telepon genggam."

Huberman dari Syncplicity menegaskan jika sebuah perusahaan tidak mengetahui app yang digunakan pegawainya atau data yang dibagi-bagikan, ini akan menjadi masalah ketika staf tersebut pindah ke perusahaan lain.

"Semua data mereka bawa," katanya, "kemungkinan ke pesaing Anda."

Dan program e-mail berdasar web juga dapat berisiko.

Sebelum dokter memberikan keamanan berbagi data rahasia pasien, kebanyakan menggunakan program e-mail terbuka seperti Gmail, yang jelas-jelas melanggar aturan data pribadi, kata Huberman.

"Mereka menyadari hal ini tetapi mereka memandang konsultasi dengan rekan-rekannya sangat perlu untuk menyelamatkan nyawa. Kami dapat memberikan alat yang tepat untuk berbagi data dengan aman pada alat apapun tanpa melanggar hukum."

Menyumbat bocor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com