Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh dan Tertimpa Tangga, Rangkuman Masalah Galaxy Note 7

Kompas.com - 14/10/2016, 20:07 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Terbakar dan tertunda

Sekitar akhir Agustus, mulai muncul laporan dari para pemilik awal Galaxy Note 7 yang mendapati perangkatnya tiba-tiba terbakar tanpa sebab yang jelas.

Ponsel terbakar sudah banyak terjadi sebelumnya sehingga sekilas tak ada yang istimewa dari kasus Galaxy Note 7.

Tapi kejadian serupa kembali bermunculan dalam waktu singkat, di berbagai negara. Dalam hitungan hari setelah terbakar di Korea Selatan, seorang warga China mengalami  hal yang sama.

Baca: Insiden Kedua Galaxy Note 7 dan Penundaan Pengiriman

Di saat yang berbarengan, Samsung mengumumkan penundaan pengiriman Galaxy Note 7 ke beberapa wilayah pasar seperti Eropa dan Asia. Alasannya, perlu dilakukan uji tambahan untuk “memastikan kualitas produk”.

Di Indonesia, misalnya, Samsung menunda serah terima pesanan Galaxy Note 7 kepada pembeli yang seharusnya dilangsungkan pada 1 September.

Penundaan tersebut, berikut kasus Galaxy Note 7 yang terbakar, mulai menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan perangkat bersangkutan.

Kasus demi kasus kembali bergulir sehingga memaksa pabrikan itu mengumumkan keputusan untuk menarik kembali (recall) Galaxy Note 7 dari pasaran dunia, pada 2 September 2016.

Baca: Samsung Resmi "Recall" Galaxy Note 7

“Terkait laporan tentang kasus yang menimpa Galaxy Note 7 baru-baru ini, kami telah melakukan investigasi dan menemukan kendala dalam baterai,” sebut seorang juru bicara Samsung ketika itu, mengenai musabab persoalan.

Sebanyak 2,5 juta unit Galaxy Note 7 yang kadung terjual di seluruh dunia pun mesti dikembalikan dan ditukar dengan Galaxy Note 7 versi baru yang diklaim lebih aman.

Kasus Galaxy Note 7 terbakar terbilang banyak terjadi, dan dalam waktu singkat pula sehingga mengindikasikan adanya masalah serius.

Hingga 1 September 2016 saja, atau kurang dari sebulan setelah peluncurannya, Samsung mencatat sudah terjadi paling tidak sebanyak 35 kasus Galaxy Note 7 terbakar.

Dilarang terbang

Selagi Samsung mengurus proses pengembalian jutaan unit Galaxy Note 7 yang diperkirakan memakan biaya 1 miliar dollar AS, kasus demi kasus yang melibatkan ponsel tersebut makin deras mengalir dari berbagai penjuru.

Di Amerika Serikat, sebuah Jeep tiba-tiba terbakar tanpa sebab yang jelas. Si pemilik menuding Galaxy Note 7 yang kebetulan ada di dalamnya sebagai biang kerok.

Di Australia, seorang pebisnis yang tengah menginap di hotel dikejutkan ketika Galaxy Note 7 miliknya tiba-tiba berapi saat diletakkan di kasur.

Tercatat ada hampir 100 kasus Galaxy Note 7 terbakar. Itu pun hanya menghitung kejadian di AS saja, belum termasuk negara lain.

Gizmodo Jeep terbakar diduga karena Samsung Galaxy Note 7

Kekhawatiran makin menjadi. Otoritas penerbangan sipil AS, FAA, mengkategorikan Galaxy Note 7 sebagai benda berbahaya yang bisa menimbulkan percikan api saat berada di udara.

Penumpang pesawat di negeri Paman Sam pun diimbau agar tidak memasukkan Galaxy Note 7 ke dalam bagasi, serta agar mematikannya saat dibawa ke dalam kabin.

Imbauan FAA ini segera diikuti oleh maskapai-maskapai di AS, juga di belahan dunia lain, termasuk Indonesia.

Baca: Garuda Indonesia Juga Keluarkan Aturan untuk Galaxy Note 7

Di pasaran Tanah Air yang belum kebagian Galaxy Note 7 secara resmi, versi “black market’ perangkat tersebut sempat beredar di pusat gadget di Jakarta. Tapi jumlahnya terbatas lantaran kendala transportasi di atas.

Seorang pedagang mengaku pesimis Galaxy Note 7 bakal benar-benar beredar kembali setelah ditarik dari pasaran .

“Gara-gara kasus baterai itu namanya rusak. Orang-orang jadi takut,” kata dia. Kesangsian sang pedagang belakangan terbukti benar.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com