Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh dan Tertimpa Tangga, Rangkuman Masalah Galaxy Note 7

Kompas.com - 14/10/2016, 20:07 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Stop produksi

Masalah belum berhenti ketika Samsung telah mendistribusikan perangkat pengganti, menjelang akhir September lalu. Galaxy Note 7 versi baru yang seharusnya aman itu ternyata masih rawan terbakar.

Kasus-kasus awal terjadi di China, kemudian menjalar ke AS di mana terjadi rentetan peristiwa Galaxy Note 7 versi baru yang juga hangus.

Satu di antaranya bahkan dilalap api ketika sedang berada di dalam pesawat, seolah menjadi pembenaran atas imbauan FAA sebelumnya.

Baca: Galaxy Note 7 yang Sudah Ditukar Terbakar di Pesawat

Setelah sempat menyetop penjualan dan program penukaran Galaxy Note 7 (dalam rangka recall), Samsung pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan produksi Galaxy Note 7 secara permanen, pada Selasa, 11 Oktober 2016.

“Karena keselamatan konsumen adalah prioritas tertinggi, kami telah memutuskan untuk menghentikan penjualan dan produksi galaxy Note 7,” sebut Samsung.

Keputusan itu sekaligus menandai akhir cerita Galaxy Note 7. Kiprahnya yang cuma sepanjang dua bulan terbilang penuh masalah.

Baca: Samsung Resmi Hentikan Galaxy Note 7 Selamanya

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Samsung terpaksa kembali menarik Galaxy Note 7 untuk yang kedua kalinya.

XDA Developers Instruksi pengemasan Galaxy Note 7 menggunakan kotak khusus yang dikirim ke pemilik.
Dalam recall kali ini, Samsung menyediakan kemasan khusus anti-api yang mesti digunakan untuk mengemas Galaxy Note 7 sebelum dikembalikan, demi mencegah perangkat itu membakar kendaraan transport.

Sarana yang dipakai untuk mengantar ke pusat recall Samsung pun mesti berupa kendaraan darat atau laut. Galaxy Note 7 tak boleh masuk pesawat.

Kematian Galaxy Note 7 segera membawa akibat. Harga saham Samsung yang diperdagangkan di bursa Korea Selatan langsung melorot sebesar 8 persen pada hari pengumuman penghentian produksi.

Baca: Galaxy Note 7 Distop, Profit Samsung Terpangkas

Nilai pasar Samsung terpangkas 18 miliar dollar AS. Raksasa elektronik itu juga kehilangan potensi pendapatan sebesar 17 miliar dollar AS dari proyeksi penjualan Galaxy Note 7 hingga kuartal pertama tahun depan.

Belum jelas

Rangkaian insiden yng menimpa Galaxy Note 7 membuat Samsung kapok. Raksasa elektronik Negeri Ginseng itu menyatakan jutaan unit Galaxy Note 7 tak bakal diperbaiki, direkondisi, ataupun dijual lagi, melainkan langsung masuk daur ulang.

Penyebab pasti di balik terbakarnya Galaxy Note 7 masih belum jelas benar. Samsung menunjuk baterai sebagai sumber masalah.

Dalam kasus recall pertama September lalu, Samsung hanya mengatakan bahwa baterai dalam Galaxy Note 7 memiliki cacat produksi yang mengakibatkan korsleting karena kontak kutub positif dan negatif secara tidak sengaja.

Samsung tak memberi penjelasan lebih detail sehingga banyak pihak berspekulasi mengenai apa masalah sebenarnya.

The Verge Kotak Samsung Galaxy Note 7 yang terbakar di dalam pesawat, menunjukkan penanda kotak hitam di barcode, artinya unit tersebut adalah unit pengganti yang seharusnya aman.

Ada yang mengemukakan kemungkinan bahwa Samsung terlalu memaksa penambahan kapasitas baterai sehingga melebihi batas aman.

Unit-unit Galaxy Note 7 versi baru menggunakan baterai dari pemasok lain yang seharusnya aman, namun nyatanya masih terbakar juga.

Beberapa pihak mengatakan mungkin akar masalahnya bukan terletak di baterai. Ada juga yang berpendapat bahwa Samsung sebenarnya masih belum tahu persis apa yang memicu timbulnya api.

Baca: Samsung Belum Tahu Penyebab Galaxy Note 7 Terbakar

Samsung menjanjikan bakal menjawab rasa penasaran konsumen dan regulator dalam waktu dekat, sebagai penutup cerita Galaxy Note 7 yang berapi-api.

“Kami sedang melakukan penyelidikan mendalam. Masih terlalu dini untuk perspekulasi mengenai hasilnya. Kami akan membagi lebih banyak informasi di minggu-minggu mendatang,” sebut Samsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com