Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Dibeli Google dan Kini Dimiliki Lenovo, Apa Pentingnya Motorola?

Kompas.com - 15/10/2016, 11:39 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Lenovo disinyalir segera memboyong smartphone Motorola dengan brand "Moto" ke Indonesia. Ada beberapa indikasi yang memperkuat dugaan tersebut, mulai dari kemunculan nama "Motorola" di situs sertifikasi Ditjen SDPPI, hingga laman Facebook "Moto Indonesia" yang kembali aktif.

Lenovo pun sempat mengungkap rencana itu tanpa mengumbar tanggal pastinya. Ini semua menandai 2016 sebagai tahun kembalinya smartphone Moto di Tanah Air, pasca Lenovo mengambil alih Motorola dari Google pada 2014 lalu.

Ditilik dari sejarahnya, Motorola memang tak pernah benar-benar mati meski sempat vakum dan mengubah struktur bisnisnya. Hal itu membuktikan kemampuan adaptasi Motorola terhadap berbagai pergeseran tren dan perubahan zaman.

Perusahaan yang berdiri sejak 1928 itu menjadi salah satu yang tertua dan masih bertahan hingga kini. Motorola adalah pelopor telepon genggam yang merupakan cikal bakal smartphone.

Tak kurang dari 24.500 paten dan portofolio dikantungi perusahaan asal Illinois, Amerika Serikat itu.

Pada 15 Agustus 2011, Motorola Mobillity diakuisisi Google. Raksasa Mountain View ini berani menggelontorkan duit 12,5 miliar dollar AS atau kini Rp 162 triliun.

Google-Motorola untuk ekosistem Android

Google tentu sudah memperhitungkan untung-rugi membeli Motorola yang kala itu dalam masa sulit. Ternyata, nilai utama Motorola di mata Google tak lain dan tak bukan adalah kekayaan patennya.

"Portofolio paten Motorola Mobility akan membantu ekosistem Android," begitu tertera pada pernyataan resmi Google pasca akuisisi, sebagaimana dikutip KompasTekno, Sabtu (15/10/2016) dari situs Google.

Menurut Google, raksasa lain seperti Microsoft, Oracle, dan Apple, secara agresif menyerang Android dengan tuntutan hukum soal paten dan lisensi.

Hal ini sedikit banyak mengancam perkembangan Android sebagai sistem operasi terbuka. Untuk itu, Google mengindikasikan kekayaan paten Motorola sebagai pelindung agar perusahaan lain tak berani mengusik Android.

"Google sangat kuat di software, Motorola Mobility sangat kuat di hardware. Penyatuan keduanya akan sangat baik dan mempercepat inovasi," kata perwakilan Google.

Meski demikian, keintiman Motorola dan Google agaknya memicu kecemburuan vendor lain yang menggunakan lisensi Android, sebagaimana dilaporkan PCMag.

Hal ini terlihat dari gencarnya beberapa vendor membangun sistem operasi non-Google pasca penyatuan Google dan Motorola. Sebut saja Samsung yang membuat Tizen dan LG dengan WebOS-nya.

Sang raksasa Cupertino pun pada akhirnya harus memilih untuk menjadi layanan sistem operasi Android yang netral bagi semua vendor.

Lenovo-Motorola dan ambisi menguasai pasar smartphone

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com