Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezeki Tak Akan ke Mana, Hobi "Selfie" Juga Bisa Bikin Kaya

Kompas.com - 31/10/2016, 19:30 WIB
Reza Pahlevi

Penulis

"Misalnya, saya bisa saja menetapkan peraturan bahwa gambar produk tertentu hanya berumur empat minggu dalam galeri media sosial (saya). Setelah itu akan saya hapus," ujarnya.

Sudah jadi fenomena

Pada dasarnya, cerita mendapatkan rezeki tambahan dari media sosial bukan hanya milik Epstein. Di Indonesia juga sudah banyak "orang biasa" yang mendadak menjadi selebgram, bermula dari  membudaknya follower yang lalu mendatangkan iklan.

Toni Eagar dan Stephen Dann dari Australian National University sampai tertarik meneliti kecenderungan tersebut. Mereka akhirnya menyimpulkan, satu dari 10 pelaku selfie ditengarai punya motif mendapatkan keuntungan.

Di antara motif itu adalah agar mendapatkan banyak pengikut sehingga para pengiklan tertarik memasarkan produk mereka pada akun terkait.

“Kini banyak perusahaan lebih tertarik mengiklankan produk kepada pemilik akun media sosial yang terkenal ketimbang artis pada umumnya.” ujar Dann seperti dilansir abc.net.au, Jumat (7/10/2016).
Fakta lainnya, duo peneliti itu mendapati bahwa 75 persen orang yang memasang hasil selfie di Instagram adalah perempuan.

“Sebuah akun media sosial yang sudah tenar mempunyai pengaruh besar terhadap para pengikutnya. Maka dari itu, saat seseorang mengunggah gambar iklan, secara tidak langsung info produk tersebut akan tersampaikan kepada para pengikutnya,” lanjut Dann.

Belajar dari sukses selebgram

Asal cerdik dan jeli, setiap orang dapat mengikuti jejak Epstein yang sukses menghasilkan ribuan dollar AS pada tiap unggahan foto. Pertama, tentu saja adalah jumlah follower yang mau membuntuti akun media sosial.

Bagaimana caranya?

Akun media sosial butuh konsep. Orang cenderung lebih senang melihat akun yang spesifik menampilkan gambar dengan tema sama dibandingkan acak. Gampangnya, unggah foto yang paling menampilkan jati diri.

Epstein, misalnya, lebih senang berfoto ala gadis pantai. Dalam unggahannya ia kerap terlihat berada di tepian pantai dengan menggunakan bikini.

Dengan begitu, kebanyakan pengikut akunnya adalah orang-orang dengan hobi sama. Nah, saat ada pengiklan masuk, yang datang juga brand produk pakaian dan aksesori pantai.

Begitu juga dengan pengguna media sosial yang memiliki hobi tata rias. Bila unggahan spesifik pada make-up wajah dan rambut, maka pengikut pun adalah orang dengan hobi seperti itu juga, demikian pula pengiklan yang bakal melirik.

shutterstock ilustrasi

Namun, menjaring pengikut tak cukup dengan langkah itu saja. Perhatikan juga rentang waktu dan jumlah foto yang diunggah. Coba saja konsisten mengunggah foto dengan jumlah dan waktu tertentu per hari untuk bisa "ditandai" dan disukai pengikut.

Selesai urusan foto, ungguhan foto tidak akan lengkap tanpa adanya caption atau keterangan foto. Tuliskan kalimat yang paling sesuai untuk menggambarkan foto tersebut.

Nah, agar unggahan berpeluang dilihat khalayak luas yang akhirny bisa menambah follower baru, pakai juga tanda pagar atau hashtag seperti #selfie atau #instagood.

Terakhir, coba pasarkan sendiri akun Anda. Cara paling mudah, tautkan akun Instagram dengan media sosial lain milik Anda seperti Facebook atau Twitter. Makin banyak yang tahu akun Anda, peluang menjaring ribuan pengikut seperti Epstein pun niscaya, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com