Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2016, 08:41 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber USA Today

KOMPAS.com — Dua pemeran film serial Silicon Valley, Kumail Nanjiani dan Thomas Middleditch, tiba-tiba dihampiri dua orang pemuda kulit putih berusia 20-an tahun ketika sedang berada di dalam sebuah bar di kota Los Angeles, AS, akhir minggu lalu.

Kedua pemuda tersebut rupanya ingin mengajak berdebat karena tidak suka dengan sikap politik Nanjiani dan Middleditch yang dikenal sebagai penentang Presiden terpilih AS, Donald Trump.

Namun, Nanjiani tak mau melayani ulah mereka. “Hei, kami tidak mau berdiskusi soal politik sekarang,” kicau Nanjiani di Twitter, mengulangi ucapannya malam itu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari USA Today, Senin (14/11/2016).

Penolakannya malah berbuah ejekan dari kedua pemuda pendukung Trump yang mulai berteriak dan mendekati Nanjiani. Middleditch yang berusaha menghentikan tindakan agresif itu malah diajak berkelahi.

Beruntung, sebelum situasi menjadi makin panas, petugas bar menghampiri mereka, lalu mengusir kedua pemuda tadi ke luar bar.

Silicon Valley adalah serial TV yang ditayangkan di HBO yang bercerita seputar kehidupan startup teknologi di AS. Seperti diketahui, mayoritas perusahaan teknologi di AS memang berseberangan dengan cara pandang Donald Trump selama kampanye.

Baca: 5 Isu yang Dihadapi Perusahaan Teknologi Setelah Trump Jadi Presiden

Berbau rasial

Insiden tersebut diduga dilatarbelakangi rasialisme karena Nanjiani adalah komedian asal Pakistan yang bertampang Asia. Dia besar di kota Karachi, lalu pindah ke AS saat kuliah dan kini memiliki dua kewarganegaraan.

Nanjiani menyayangkan peristiwa tersebut bisa terjadi di Los Angeles yang dikenal sebagai kota liberal. Lokasinya pun tidak sepi, tetapi ramai dengan pengunjung ketika itu.

“Saya tidak bisa membayangkan seperti apa rasanya menjadi orang yang berpenampilan seperti saya di wilayah lain negeri ini,” ucapnya.

Semenjak Trump memenangi pemilu AS, Rabu pekan lalu, gelombang serangan berbau hate crime yang dilatarbelakangi kebencian berbasis SARA telah melanda Negara Paman Sam.

Para pelakunya disinyalir memperoleh justifikasi dan berani muncul ke permukaan karena menganggap tindakan mereka sesuai dengan pandangan Trump terhadap politik dan masyarakat AS.

Sang presiden terpilih itu memang sering menyuarakan kebencian terhadap golongan minoritas di AS ketika berkampanye.

Baca: Dikecam, Kicauan Donald Trump soal Islam dan Penembakan Orlando

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber USA Today
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com