Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Diskon Palsu, Ini Siasat Bukalapak di Harbolnas 2016

Kompas.com - 05/12/2016, 16:32 WIB
Oik Yusuf

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Digelar 12 hingga 14 Desember mendatang, event Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) tahun ini kembali diikuti oleh sejumlah layanan e-commerce lokal Indonesia, termasuk Bukalapak.

Di event tahunan ini, pelaku e-commerce berlomba menarik pembeli dengan menebar aneka promo diskon. Bukalapak sendiri menjanjikan potongan harga hingga 80 persen.

Untuk mencegah penjual nakal yang memalsukan diskon, yakni dengan cara menaikkan harga berkali lipat lalu memberikan diskon besar, Bukalapak sudah memiliki cara untuk mengantisipasinya.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Vice President Marketing Bukalapak, Bayu Syerli kepada KompasTekno.

"Kami sudah cukup banyak belajar setahun belakangan (sejak Harbolnas 2015). Dari sana kami belajar meningkatkan sistem penyaringan," ujar Bayu ketika ditemui di kantor Bukalapak, bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (5/12/2016).

Bayu memaparkan, Bukalapak telah memiliki sistem otomatis untuk mendeteksi kejanggalan dalam hal harga dan proporsi diskon yang ditawarkan oleh pelapak. Kerja sistem otomatis itu juga dibantu oleh tim internal khusus bernama "Trust team" yang beranggotakan para pegawai Bukalapak.

"Yang dilakukan adalah pantauan harga wajar. Misalnya sebotol air mineral harga wajarnya di awal yakni di kisaran Rp 6.000 per botol. Kalau lebih dari itu akan tertangkap oleh kami," katanya memberi contoh.

Bukalapak memiliki serangkaian sanksi untuk pelapak yang bandel, mulai dari teguran hingga pembekuan akun. Dengan adanya sistem penyaringan dan sanksi tersebut, Bayu berharap Bukalapak bisa meniadakan kejadian "diskon palsu" seperti tahun lalu.

Diskon palsu Harbolnas

Seperti diketahui, penyelenggaraan event Harbolnas pada Desember 2015 lalu banyak diwarnai penjual online yang memberikan "diskon palsu". Kejadian Modusnya, penjual lebih dahulu menaikkan harga ke taraf tak wajar, baru kemudian memberikan potongan harga besar-besaran.

Misalnya saja, ada produk pampers yang harga awalnya didongkrak hingga kisaran puluhan juta rupiah, lalu "didiskon" hingga menjadi puluhan ribu rupiah. Dengan begini, penjual bisa mengklaim telah memberikan korting 99 persen. Perilaku semacam ini dilakukan oleh para penjual di e-commerce bermodel marketplace.

Baca: Awas, Diskon Palsu Harbolnas 2015!

Bayu pun mengakui pihaknya sempat tersandung salah satu kasus diskon palsu tersebut. "Kayak sepeda yang harga aslinya belasan juta, lalu dinaikkan menjadi 50 juta itu," ujarnya mengingatkan.

Meski demikian, dia menambahkan bahwa di layanan Bukalapak sendiri sebenarnya hanya segelintir pelapak yang nakal. Mayoritas pedagang di situsnya, menurut dia, menaati ketentuan yang berlaku.

"Seperti tahun lalu itu, sebenarnya hanya satu dua saja yang 'nakal'. Tapi karena banyak diberitakan, maka menyebar ke mana-mana," keluhnya.

Bukalapak saat ini memiliki 1,4 juta pelapak alias penjual online yang menjajakan dagangannya melalui e-commerce tersebut. Jumlah pengguna yang teregistrasi tercatat sebanyak 10 juta, sementara traffic harian dari situs web dan aplikasi mencapai 4 juta kunjungan.

Baca: Diskon Palsu Harbolnas Dinilai Merendahkan Konsumen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com