Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukalapak Pastikan iPhone 7 Tak Dijual di Harbolnas 2016

Kompas.com - 05/12/2016, 17:22 WIB
Oik Yusuf

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedang ingin membeli iPhone 7? Jangan di event Hari Belanja Onlien Nasional (Harbolnas) Bukalapak yang akan berlangsung pada 12 hingga 14 Desember 2016 mendatang, karena ponsel anyar besutan Apple tersebut dipastikan tak bakal tersedia.

Demikian diungkapkan oleh Co-founder dan Chief Financial Officer Bukalapak, Fajrin Rasyid, saat ditemui KompasTekno usai peluncuran program Harbolnas Bukalapak di Jakarta, Senin (5/12/2016).

Penegasan Bukalapak tersebut, menurut Fajrin, sesuai dengan arahan dari pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada November lalu, yang melarang penyedia layanan e-commerce menjual ponsel "black market" (BM) alias yang belum memperoleh izin untuk beredar resmi di Indonesia.

"IPhone 7 ini termasuk barang yang tidak boleh dijual. Pemerintah sangat-sangat keras soal pelarangan ini. Jadi, kami juga menghormati dan akan mematuhi larangan tersebut," ujar Fajrin.

Dia menambahkan, sistem penjualan Bukalapak telah diatur agar pelapak alias penjual di layanan marketplace itu tak bisa mendaftarkan atau memajang iPhone 7 sebagai dagangan, kecuali mungkin apabila informasinya dipalsukan seolah-olah menjadi barang lain.

"Mungkin bisa kalau diubah begitu. Tapi secara default iPhone 7 tidak bisa dimasukkan ke sistem," tuturnya.

Duo iPhone 7 dan iPhone 7 Plus sendiri saat ini memang belum dijual secara resmi ke pasaran Indonesia. Informasi terakhir, keduanya telah mendapat sertifikat lolos pengujian dari Balai Uji Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI), namun masih terkendala uji Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Mulai Januari 2017 mendatang, pemerintah memang mensyaratkan vendor yang ingin menjual ponsel 4G di Indonesia agar memenuhi persyaratan TKDN sebesar 30 persen. Apple berniat memenuhi ketentuan tersebut dengan membangun pusat riset di beberapa lokasi di Indonesia, namun rencana ini masih belum terealisasi.

Baca: iPhone 7 dan 7 Plus Sudah Dapat Sertifikasi di Indonesia

Larangan pemerintah

Penjualan iPhone 7 dan iPhone 7 Plus BM sempat menjadi buah bibir pada November lalu ketika dipajang sebagai dagangan berdiskon oleh sejumlah e-commerce lokal Indonesia dalam ajang promosi Singles' Day (11/11/2016).

Padahal, sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan surat berisi larangan bagi pelaku e-commerce, agar tidak menjual ponsel yang masih belum resmi masuk ke Indonesia itu.

Ketua Umum Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA), Aulia Ersyah Marinto, pun mengatakan telah mengimbau anggotanya agar mematuhi larangan tersebut. "Suratnya sendiri hanya menyebut spesifik, yaitu iPhone 7," sebut Aulia pada KompasTekno ketika itu.

Baca: Tokopedia Stop Penjualan iPhone BM

IdEA beranggotakan sebagian besar situs jual beli online di Indonesia, termasuk Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, MatahariMall, JD.id, Zalora, dan banyak lagi.

Meski demikian, dalam kasus pelarangan iPhone 7, Aulia mengatakan asosiasi sebatas menyampaikan imbauan dari pemerintah saja. Keputusan untuk menaati larangan penjualan ponsel BM tetap berada di tangan masing-masing situs e-commerce.

"Keputusan akhirnya berpulang kepada masing-masing anggota. Dari asosiasi tidak ada sanksi," katanya.

Selain duo iPhone 7, produk ponsel Apple terdahulu yang juga masuk lewat jalur tak resmi, yakni iPhone 6 dan iPhone 6 Plus, juga sempat ditemukan di sejumlah situs e-commerce lokal pada event diskon Singles' Day.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com