Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, “Hoax” di Facebook Catut Nama Situs Berita Resmi

Kompas.com - 11/12/2016, 13:53 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Hoax alias berita palsu banyak beredar di Facebook. Pengguna pun kerap kali tertipu dan membantu penyebarannya di media sosial tersebut.

Untuk memberi kesan bahwa informasi di dalamnya benar-benar kredibel, pembuat berita palsu bisa mencantumkan nama sumber terpercaya di preview artikel yang dibagikan lewat Facebook.

Dari pengamatan pada Minggu (11/12/2016), misalnya, KompasTekno menemukan seorang pengguna Facebook membagikan artikel mengenai Gubernur DKI Jakara non-aktif Basuki Tjahaja Purnama.

Judul dan lead pada preview artikel dimaksud mengesankan bahwa Basuki yang biasa disapa Ahok itu melakukan suatu perbuatan yang belum pernah terjadi.

Di bagian bawah tertera nama website “Kompas.com”. Padahal, ketika di-klik, pengguna malah dibawa ke situs lain yang bukan Kompas.com. Informasi yang terdapat di situs lain itupun diragukan kebenarannya.

Baca: Dua Situs Penyebar "Hoax" di Indonesia

Pencatutan nama sumber berita resmi dalam artikel hoax ini disoroti oleh pengguna Facebook lain. Melalui sebuah posting yang dimaksudkan sebagai sindiran, dia membagikan “artikel” mengenai presiden AS terpilih Donald Trump.

Nama sebuah portal berita besar lain tercantum di bawah judul dan lead. Seperti sebelumnya, begitu di-klik, posting ternyata membawa pengguna ke laman web lain. Di dalamnya ada sebuah pesan.

“Berhati-hatilah, jangan share berita yang belum tentu kebenarannya, cek dan telusuri terlebih dahulu,”  bunyi pesan itu mewanti-wanti.

Masalah berita palsu

Ketika pengguna ingin membagikan artikel dengan cara copy-paste tautan sebuah situs ke posting di Facebook, akan ditampilkan sebuah preview berisi judul, deskripsi dan foto artikel.

Elemen-elemen seperti judul, deskripsi, dan gambar artikel memang bisa diganti dengan menyunting script posting artikel bersangkutan di Facebook.

Berita palsu di Facebook menjadi sorotan internasional setelah dituding ikut berkontribusi tehadap kemenangan presiden terpilih AS, Donald Trump, pada pemilu AS, November lalu.

Baca: Facebook Khawatir Kontennya Benar Pengaruhi Hasil Pemilu AS

Di Indonesia, berita palsu semakin banyak bertebaran di Facebook menjelang pemilihan kepala daerah secara serentak pada 2017 mendatang.

Selain sebagai sarana menggiring opini publik untuk kepentingan pihak tertentu, berita palsu juga digunakan oleh penyebarnya untuk mencari uang dengan mengalihkan trafik ke situs yang dipasangi iklan.

Baca: Remaja Raup Rp 2,6 Miliar dari Bikin Berita "Hoax" Pilpres AS

Pihak Facebook telah berjanji bakal memerangi peredaran berita palsu di jejaring sosialnya. Bersama raksasa internet lain seperti Google dan Twitter, perusahaan tersebut juga menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk melaporkan posting yang mengandung hoax.

Baca: Cara Melaporkan Berita "Hoax" di Facebook, Google, dan Twitter

Namun, pada akhirnya semua berpulang pada diri masing-masing pengguna internet. Supaya tidak termakan hoax atau membantu penyebarannya, jangan langsung percaya dengan informasi yang dilihat di media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com