JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 yang berlangsung pada 12-14 Desember lalu diwarnai beragam diskon palsu. Menanggapi hal ini, Ketua Panitia Harbolnas 2016, Miranda Suwanto, mengaku tak berdaya.
Sebelum pelaksaan Harbolnas, menurutnya, pihak panitia telah mengimbau kepada para situs e-commerce untuk memberikan potongan harga yang sebenarnya. Namun, saat ada peserta yang melanggar dengan menampilkan diskon palsu, panitia tidak punya kekuatan untuk memberi hukuman apa pun.
Miranda juga berpendapat, pelanggan mestinya lebih cermat dalam menimbang diskon atau tawaran yang dipampang oleh penjual di situs belanja online. Pembeli juga disarankan untuk tidak langsung tergiur begitu saja.
“Kalau masalah diskon, kami memang mengimbau peserta untuk memberi pelayanan terbaiknya. Karena kami kumpulan dari berbagai e-commerce, jadi cuma bisa mengimbau saja kepada para peserta Harbolnas. Kami tidak punya kekuatan hukum dan tidak bisa memberikan sanksi,” ujar Miranda saat ditemui usai paparan Hasil Penyelengaraan Harbolnas 2016, di Jakarta, Senin (19/12/2016).
“Konsumen pun harus pinter-pinter milih barang. Kalau kita ke ITC ke toko-toko dan tidak langsung beli. Hal begini juga mestinya kita lakukan saat belanja online,” imbuhnya.
Baca: Diskon Palsu Harbolnas Dinilai Merendahkan Konsumen
Nilai transaksi naik
Dia juga menambahkan, persoalan diskon palsu yang terjadi selama Harbolnas 2016 sebenarnya tidak berpengaruh banyak terhadap minat pembeli. Buktinya terlihat dari naiknya nilai transaksi pada tahun ini, jika dibandingkan dengan Harbolnas 2015.
“Kalau menurut survei Nielsen tadi kan terlihat bahwa masyarakat malah makin percaya kepada belanja online. Jumlah orang yang belanja mengalami kenaikan, pada 2015 cuma 50 persen, sedangkan 2016 61 persen,” ujar Miranda yang juga menjabat sebagai Senior Vice President Strategic Partnership & Business Development di Lazada Indonesia.
Direktur Nielsen Indonesia, Rusdy Sumantri, mengungkapkan kenaikan tersebut saat dijumpai di acara yang sama. Menurutnya itu merupakan hasil survei dengan sampel 500 orang yang berada di 20 kota di Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.