Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Facebook Bikin Karyawannya "Tutup Mulut"

Kompas.com - 06/01/2017, 18:52 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber Recode

KOMPAS.com - CEO Facebook Mark Zuckerberg disebut tidak pelit membagikan informasi mengenai proyek-proyek rahasia perusahaan pada para pegawainya. Hal yang mengejutkan, pembicaraan rahasia Facebook itu jarang sekali bocor.

Sumber internal mengatakan setiap pekan Zuckerberg melakukan pertemuan rutin dengan hampir 16.000 orang karyawannya. Dalam pertemuan itulah dia akan secara terbuka bicara mengenai proyek rahasia atau strategi perusahaan.

Contohnya soal aplikasi pembaca berita Paper atau aplikasi Slingshot yang dibuat untuk menyaingi Snapchat.

Zuckerberg juga blak-blakan mengungkap niatnya untuk mendorong adopsi video lewat aplikasi asisten pribadi "M". Pria beranak satu ini juga tak sungkan mengungkapkan pendapat pribadinya mengenai pesaing Facebook, seperti Snapchat dan Twitter.

Singkatnya, pertemuan itu seolah tak membatasi topik, segalanya dibicarakan begitu saja. Namun hampir tidak ada informasi yang bocor keluar, meskipun yang pertemuan ini terbuka untuk semua pegawai, termasuk anak magang.

Lalu bagaimana caranya Facebook membuat semua rahasia ini tak bocor ke luar dinding perusahaan?

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Recode, Jumat (6/1/2017), seorang mantan pegawai Facebook mengatakan bahwa salah satu kuncinya adalah keterbukaan Zuckerberg sendiri. Menurutnya, keterbukaan itu membuat para pegawai merasa spesial dan sungkan untuk membocorkan informasi dari pertemuan tersebut.

Sementara itu, seorang pegawai lain mengatakan bahwa ada sedikit kesepakatan yang dibuat untuk menjaga kerahasiaan isi pertemuan itu.

Baca juga: Misteri Selotip di Laptop Mark Zuckerberg

Kesepakatan yang dimaksud diterapkan secara formal. Salah satu bentuknya, Facebook selalu mengadakan latihan media dan mengingatkan pegawainya bahwa mereka bisa dipecat jika membocorkan rahasia perusahaan.

Di setiap pertemuan itu pun Zuckerberg selalu mengingatkan bahwa semua pembicaraan dan tanya-jawab yang ada adalah hal pribadi, khusus untuk internal perusahaan.

Mantan pegawai lainnya, mengatakan bahwa satu hal lain yang menjaga kerahasiaan strategi perusahaan adalah rasa malu dan tekanan dari teman-teman sesama pegawai.

“Orang-orang akan merasa tersinggung jika ada salah satu pegawai yang membocorkan informasi rahasia perusahaan. Anda tidak boleh mengkhianati keluarga,” ujar mantan pegawai itu.

Ketika informasi bocor

Meski Facebook tergolong perusahaan yang sanggup menjaga kerahasiaan strateginya, bukan berarti tidak pernah ada kebocoran informasi. Pada November 2015 lalu, pernah terjadi kebocoran informasi dan hal ini berakhir buruk bagi pembocornya.

Kala itu, Fcebook sedang mengerjakan sebuah aplikasi asisten virtual bernama M. Ini merupakan proyek yang dirahasiakan dan hanya dibicarakan oleh orang-orang di lingkungan internal saja.

Namun entah bagaimana, informasi mengenai pengembangan aplikasi tersebut bocor ke media. Zuckerberg yang biasanya tenang dan cenderung tertutup itu merasa marah.

Lalu dalam sebuah pertemuan dengan para pegawainya, bos tertinggi Facebook itu berjanji akan menemukan sang pembocor rahasia dan memecatnya.

Beberapa pekan selanjutnya, dalam sebuah pertemuan rutin, Zuckerberg memberikan kabar mengenai janji tersebut. Menurutnya, sang pembocor rahasia sudah ditemukan dan akhirnya dipecat.

Baca juga: Facebook Sebut Mark Zuckerberg Sudah Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Recode

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com