KOMPAS.com - Situs penyebar berita palsu alias hoax dan (pengguna) media sosial berhubungan erat dan sama-sama bertanggung jawab atas merajalelanya berita palsu di Indonesia belakangan ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengibaratkan relasi keduanya sebagai "lingkaran setan".
"Antara situs hoax dan media sosial itu seperti vicious circle," kata Rudiantara saat berbicara dalam diskusi News or Hoax di Media Center DPR RI, kompleks parlemen, bilangan Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
"(Pengguna) Media sosial pun sering mengutip situs hoax. Berputar-putar di situ saja," imbuh dia.
Pengelola situs hoax berupaya membuat kontennya menjadi viral alias menyebar luas lewat media sosial. Semakin viral sebuah konten, semakin tinggi pula trafik yang masuk ke situs pembuat hoax, sehingga pada gilirannya meningkatkan potensi pendapatan dari iklan.
Baca: Dua Situs Penyebar "Hoax" di Indonesia
Berapa besar pendapatan yang didapat pembuat situs hoax dengan menyebarkan berita palsu? Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo mengungkapkan nilainya bisa mencapai kisaran Rp 30 juta per bulan yang terhitung besar apabila pengelolanya hanya berjumlah 1-2 orang.
Apalagi proses produksi konten hoax relatif mudah, cukup dengan mengkopi isi berita di situs media resmi dan memanipulasinya sesuai keinginan. "Mereka ini sering tinggal comot berita saja," kata Stanley yang hadir di acara bersama Rudiantara.
Beberapa waktu lalu, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho bahkan pernah mengungkapkan angka yang lebih besar, mencapai kisaran Rp 58 juta per bulan atau Rp 700 juta per tahun.
Dari sisi pengguna media sosial, penyebaran hoax didorong oleh sikap masyarakat pengguna internet di Indonesia yang kurang kritis menyikapi benar-tidaknya informasi yang beredar di dunia maya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.