Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Smartphone 4G "Gratis" Karya Anak Bangsa

Kompas.com - 13/01/2017, 20:15 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah mengambil langkah lebih jauh untuk mewujudkan kedaulatan digital, khususnya di industri smartphone. Awal pekan ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengumumkan smartphone 4G lokal dari dan untuk rakyat Indonesia.

Hal tersebut merupakan buah kerja sama antara akademisi, industri, pelaku pasar, dan pemerintah. Dalam hal ini, Kemenristekdikti memberi pendanaan kepada tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mewujudkan smartphone 4G bernama "Digicoop".  

Menurut Menristek, Muhammad Nasir, riset-riset yang dihasilkan anak bangsa jangan sampai berhenti di perpustakaan. Pemerintah harus mendukung hingga tahap komersil sehingga manfaatnya dirasakan masyarakat luas.

"Saya merasa bangga betul. Semoga produk ini bisa mengambil pasar, network harus kita bangun. Mudah-mudahan produk ini bisa kompetitif, punya nilai tambah, dan menjadi kebanggaan," kata dia saat berkunjung ke VS Technology Indonesia, yakni manufaktur untuk smartphone 4G lokal hasil pengembangan ITB.

Baca: Begini Skema TKDN Ponsel 4G yang Baru

Gratis dan diganti dua tahun sekali asalkan jadi anggota Digicoop

Nama smartphone "Digicoop" sendiri diambil karena ponsel itu diperuntukan bagi anggota Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM alias Digital Coop). Koperasi tersebut bertujuan menegakkan kedaulatan digital bangsa.

Anggota Digicoop yang telah membayar iuran wajib untuk satu tahun akan memperoleh smartphone sebagai tanda keanggotaan. Semakin sering smartphone digunakan, anggota akan memperoleh poin semakin besar.

Poin yang dikumpulkan bisa ditukar dengan keuntungan lain sebagai anggota koperasi. Misalnya untuk membeli jasa dari pihak ketiga yang menjadi mitra koperasi, seperti pulsa, voucher belanja online, dan lainnya.

Menurut Ketua Umum Digicoop, Henry Kasyfi, untuk sementara pihaknya belum berencana mengomersilkan smartphone "Digicoop" untuk masyarakat umum.

"Konsepnya adalah dengan menambung, bisa pakai smartphone baru terus," kata dia pada KompasTekno, Jumat (13/1/2017).

Baca: Apa Itu TKDN, Aturan yang Bikin Ponsel 4G Susah Masuk Indonesia?

Ya, dengan menabung lewat Digicoop, anggota akan mendapatkan smartphone buatan anak bangsa yang diganti dengan tipe baru tiap dua tahun sekali. Jika Anda berminat menjadi anggota, bisa mendaftar di situs ini

Digicoop Smartphone Digicoop buatan anak bangsa.

Dibubuhi aplikasi buatan anak bangsa

Sama seperti yang beredar di pasaran, smartphone Digicoop dilengkapi dengan aplikasi media sosial, aplikasi kantor, dan aplikasi jualan untuk yang mau berwirausaha.

Dengan antarmuka yang ramah ada beberapa aplikasi dasar yang juga dikembangkan oleh talenta lokal. Di antaranya ada Coop Mail (e-mail), Coop Browser (peramban), Coop Account (akun Coop), Coop Ad (aplikasi iklan), Coop Cloud (penyimpanan), Coop Store (toko aplikasi), dan Coop Messenger (aplikasi chatting).  

Diketahui, visi pemerintah menuju kedaulatan digital di sektor smartphone sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Langkah awalnya dengan membuat aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) bagi perusahaan asing yang hendak memasarkan smartphone 4G di Indonesia.

Pada 2016 lalu, syarat TKDN-nya 20 persen. Sementara itu, untuk 2017 ini, syarat itu meningkat menjadi 30 persen dengan berbagai pilihan aspek. Aturan ini digodok oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Tujuan aturan TKDN untuk mengurangi defisit perdagangan akibat banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia. Pasalnya, saat era 3G dulu, ponsel bebas diimpor masuk tanpa penyaring apapun.

Baca: Cerita Mahasiswa Asal Boyolali Magang di Silicon Valley

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com