Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mark Zuckerberg Terlibat Sengketa Tanah Warisan

Kompas.com - 23/01/2017, 10:08 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber The Verge

KOMPAS.com - CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengajukan tuntutan hukum kepada 300 warga di Pulau Kauai, Hawaii, AS. Tuntutan tersebut menyoal tanah seluas 283 hektar yang dibeli Zuckerberg pada 2014 lalu.

Tanah itu ternyata memiliki sejarah panjang dan sebagian dimiliki oleh garis keturunan seorang pria bernama Manuel Rapozo, sebagaimana dilaporkan TheVerge dan dihimpun KompasTekno, Senin (23/1/2017).

Pada 1894 silam, Rapozo membeli lahan sekitar 1 hektar dan menyewakannya untuk perkebunan gula lokal. Kini, setelah lebih dari 100 tahun, lahan itu ternyata beririsan dengan lahan Zuckerberg.

Dari segi hukum, lahan itu masih menjadi hak dari keturunan Rapozo. Nilainya sendiri diestimasikan senilai 1,1 juta dollar AS atau setara Rp 14 miliar.

Untuk mengamankan lahannya, Zuckerberg pun menggunakan manuver hukum yang dinamakan "quite title and partition".

Manuver tersebut mendorong para pemilik lahan yang tak dikembangkan untuk menjual lahannya ke publik melalui mekanisme lelang.

Salah satu pemilik parsial dari tanah itu adalah Carlos Andrade yang tak lain merupakan cucu buyut Rapozo. Andrade sendiri sudah bersepakat dengan Zuckerberg atas haknya. Ia mengatakan lebih dari 80 persen keluarganya tak paham mengenai urusan lahan yang sedang menjadi sengketa.

Ia pun berjanji akan menjelaskan kepada anggota keluarganya tentang mekanisme hukum pertanahan yang berlaku. Dengan begitu, anggota keluarga bisa lebih jelas mengetahui berapa banyak hak yang bisa didapatkan.

Baca: Facebook Sebut Mark Zuckerberg Sudah Meninggal

Tuntutan hukum yang kekeluargaan

Zuckerberg pun berjanji tak akan merampas tanah keluarga. Ia hanya ingin menawarkan negosiasi yang menguntungkan semua pihak.

"Kami ingin menemui semua pemilik sebagian tanah ini, sehingga kami bisa membayar mereka dengan adil. Untuk sebagian orang, mereka kini telah menerima uang untuk lahan yang mungkin tak pernah mereka ketahui," Zuckerberg menjelaskan.

Ia menegaskan tuntutan hukumnya hanya berupa negosiasi berasaskan kekeluargaan. Zuckerberg tak akan melakukan cara-cara kekerasan dan pemaksaan.

"Kami mencintai Hawaii dan kami ingin berhubungan baik dengan lingkungan sekitar," kata pria yang kerap menggunakan kaos abu-abu tersebut.

Ini bukan kali pertama Zuckerberg bersitegang dengan warga Kauai. Tahun lalu, sejumlah warga mengeluhkan sikap Zuckerberg yang membangun tembok setinggi 2 meter di sekeliling lahannya.

Pagar tersebut menghalangi pandangan ke pantai dari sebuah jalan. Padahal, warga sekitar sudah menikmati pemandangan dan angin sepoi-sepoi dari pantai tersebut selama bertahun-tahun.

Baca: Tembok Rumah Zuckerberg Diprotes Warga Hawaii

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com