Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Sepak Terjang Android Moto Z di Indonesia

Kompas.com - 24/01/2017, 14:15 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

KOMPAS.com - Motorola Moto Z dapat dipastikan akan segera dijual di Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini ada cukup banyak hal yang mengindikasikan bahwa persiapan peluncuran ponsel tersebut sudah mendekati selesai.

Indikator yang terlihat, salah satunya adalah soal sertifikat dari balai uji milik Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI). Sertifikat tersebut sudah selesai diurus.

Kemudian ada juga sertifikat tanda sah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk Moto Z. Soal TKDN ini tercatat ada dua varian yang lolos sertifikasi.

Pertama adalah Moto Z dengan kode MOTO XT1650-03 yang menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon quad core 1,8 GHz. Kedua adalah Moto Z Play dengan kode MOTO XT1635-02 yang menggunakan chipset Qualcom Snapdragon octa core 2,4 GHz.

Kedua jenis ponsel Moto Z tersebut sama-sama dinyatakan sah telah mengantongi TKDN 20,40 persen, sejak 21 Desember 2016.

screenshot Keterangan sertifikat TKDN Motorola Moto Z Play dan Moto Z
Artinya, Motorola sudah mendapat dua dari beberapa restu yang diperlukan untuk mendatangkan Moto Z ke Indonesia. Selain kedua sertifikat ini, masih ada izin lain yang mesti diurus dari Kementerian Perdagangan.

Selain itu, sejumlah blogger juga sudah mulai memamerkan pengujian unit Moto Z. Pantauan KompasTekno di linimasa Twitter, setidaknya ada empat blogger yang sudah menggunakan smartphone Android tersebut.

Memecah kelangkaan

Peluncuran Moto Z di Indonesia merupakan sesuatu yang menarik. Pasalnya, kehadiran ponsel tersebut bakal memecah kelangkaan smartphone flagship yang sudah cukup lama terjadi di pasar Tanah Air.

Seperti diketahui, selama ini pilihan ponsel flagship di Indonesia cenderung terbatas. Hanya dua vendor saja yang biasanya identik dengan ponsel premium, yakni Samsung dan Apple.

Kehadiran Moto Z akan menambah ramai pilihan ponsel kelas atas. Apalagi, Lenovo sebagai pemilik merek Motorola telah berjanji akan memakai brand Moto untuk merilis berbagai ponsel kelas menengah ke atas.

Ponsel flagship terbaru yang ditawarkan Samsung sekarang adalah seri Galaxy S7 dan S7 Edge. Rencananya, seri tersebut akan diperbarui dengan peluncuran Galaxy S8 di Indonesia, pada April mendatang. (Baca: Galaxy S8 Meluncur di Indonesia April, Harganya?)

Sedangkan Apple, hingga sekarang hanya memasukkan iPhone 6 saja di Indonesia. Apple belum memasukkan iPhone 6s, atau iPhone 7 sama ke Indonesia karena kendala dalam pemenuhan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang berlaku sejak 2015 lalu.

Memang masih ada flagship lain, seperti Huawei P9 yang mengandalkan kamera ganda hasil pengembangan bersama Leica; Asus Zenfone 3 Deluxe yang baru mulai dijual beberapa hari lalu; dan LG V20 yang merupakan ponsel Android 7.0 Nougat pertama.

Namun yang paling banyak dielu-elukan orang rata-rata hanyalah seri flagship buatan Samsung serta iPhone buatan Apple.

Data dari lembaga riset pasar IDC sendiri, pada kuartal pertama 2016, menunjukkan bahwa Samsung masih menjadi rajanya ponsel dan Apple mengekor di belakangnya. Total pengapalan ponsel Samsung pada kuartal tersebut mencapai 81,9 juta unit, sedangkan Apple mencapai 51,2 juta unit.

Ponsel lepas-pasang

Meski ada banyak ponsel yang masuk kategori flagship atau kelas atas di Indonesia, sebenarnya masing-masing ponsel bisa disebut hanya menonjolkan modifikasi yang monoton. Peningkatan kemampuan  hanya berkutat di persoalan prosesor, RAM, layar, kamera, dan kinerja pemrosesan dalam satu tubuh ponsel.

Motorola, dengan seri Moto Z buatannya, justru membawa nuansa berbeda. Ponsel ini mengusung konsep lepas-pasang. Maksudnya, Moto Z memiliki berbagai fitur yang dikemas dalam bentuk peralatan Mods dan bisa dipasang atau lepas sesuai kebutuhan pengguna.

Mods ini terdiri dari banyak pilihan, mulai dari speaker, proyektor, hingga kamera. Cara memakainya dengan menempelkan Mods ke bagian belakang ponsel, dan bila sudah selesai, cukup melepasnya begitu saja.

Konsumen jadi punya banyak pilihan, meski cuma membeli satu ponsel saja. Misalnya, ingin memakai ponsel dengan kamera yang bagus, maka cukup membeli Mods kamera saja. Atau ingin memakai ponsel yang suaranya jernih untuk musik, maka tinggal membeli Mods speaker.

Baca: Hasselblad Ubah Android Moto Z Jadi Kamera Saku

Bayangkan jika variasi Mods tersebut semakin banyak. Bisa jadi pemilik ponsel lepas pasang tak perlu membeli ponsel anyar untuk mendapatkan fitur yang lebih bagus, melainkan cukup mencari Mods yang sesuai kebutuhan saja.

Moto Z sebenarnya bukanlah yang pertama yang mengusung komponen lepas-pasang. LG G5 sudah lebih dulu dengan konsep yang hampir serupa. LG G5 turut mendukung modul hardware yang bisa ditukar-tukar di bagian bawah perangkat. Modul ini dapat menambah fungsi perangkat dan juga kompatibel dengan milik LG G5.

LG pun sudah memasukkan ponsel modular tersebut mulai dipasarkan di Indonesia pada Mei  2016 lalu. Namun sayangnya, justru LG G5 SE yang dijual di Indonesia. G5 SE merupakan versi "bawah" dari G5 meski tetap membawa fitur modular.

Saat itu, LG G5 SE dibanderol dengan harga Rp 8 juta. Namun saat ini, harganya sudah turun menyentuh angka Rp 6 jutaan.

Nah, dengan mengusung konsep modular dan spesifikasi tinggi, bukan versi rendah seperti LG G5 SE, apakah Moto Z akan diterima pasar dan bisa "melepas dahaga" konsumen ponsel premium di Indonesia?

Baca: Menyoal Inovasi Smartphone Kelas Atas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com