Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terlarang, "Pokemon Go" Akhirnya Hadir di Korea Selatan

Kompas.com - 25/01/2017, 18:15 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Pokemon Go sempat mencuri perhatian masyarakat global pada pertengahan 2016 lalu. Sayangnya, ketenaran itu perlahan menciut seiring banyaknya tren internet lain yang muncul.

Meski demikian, Pokemon Go nyatanya tetap mengekspansi wilayah operasinya. Setelah beberapa saat lalu resmi di India, game itu kini menyambangi masyarakat Korea Selatan.

Diketahui, Korea Selatan adalah salah satu negara yang mula-mula menentang Pokemon Go. Pasalnya, Pokemon Go mengandalkan teknologi GPS dari Google Maps.

Google Maps sendiri selama ini dibatasi fungsinya di Korea Selatan. Alasannya terkait stabilitas nasional, sebab Maps menghimpun informasi lokasi yang dikhawatirkan membahayakan keamanan negara.

Baca: Ancam Keamanan Nasional, Pokemon Go Terlarang di China

Dihimpun KompasTekno, Rabu (25/1/2017), dari Reuters, peresmian Pokemon Go di Korea Selatan tak lepas dari berbagai upaya negosiasi antara Pokemon Korea dengan pemerintah setempat.

"Kami telah mengunggu sangat lama dan berupaya keras untuk merilis Pokemon Go di Korea Selatan," kata CEO Pokemon Korean, Lim Jae Boem.

Ia tak menjelaskan secara spesifik bagaimana cara mengoperasikan Pokemon Go dengan keterbatasan akses ke Google Maps. Boem hanya sesumbar bahwa informasi lokasi untuk Pokemon Go tak cuma berasal dari satu sumber.

"Kami menggunakan beragam sumber data yang bisa diakses publik," ujarnya.

Pokemon Go kini sudah diunduh lebih kurang 500 juta pengguna di seluruh wilayah operasinya, termasuk Indonesia. Basis pengunduh tersebut dihimpun dalam kurun waktu enam bulan sejak pertama kali dirilis.

Baca: Pokemon Go Raup Rp 12 Triliun pada 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com