Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Video Berisi Kata Kasar di YouTube, Ini Kata Google Indonesia

Kompas.com - 27/01/2017, 08:04 WIB
Deliusno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren selebritas terus bergeser. Sebelumnya, para artis biasanya dikenal berkat penampilannya di layar kaca atau lebar. Kini banyak pesohor yang memulai kiprahnya dari layanan berbagi video semacam YouTube.

Bak selebritas pada zaman dulu itu, artis-artis dari YouTube biasanya memiliki jutaan pengikut atau biasa disebut dengan follower. Tengok saja PewDiePie, ia merupakan artis di YouTube dengan follower terbanyak saat ini, yakni 52,7 juta akun.

Di Indonesia sendiri, sudah ada tiga akun atau orang yang berhasil mencapai lebih dari 1 juta follower, yakni Raditya Dika (2,1 juta follower), Edho Zell (1,1 juta follower), dan Reza Oktovian (1 juta follower).

Salah satu kunci untuk menyamai popularitas orang-orang tersebut tentunya dengan membuat konten semenarik mungkin. Sayangnya, tanpa menyasar ke orang tertentu, masih banyak yang menggunakan kata kasar atau makian sebagai "bumbu" agar videonya ditonton orang.

Padahal, masih banyak orang di bawah umur yang mulai gemar menonton YouTube. Tentunya, kata kasar tersebut masih belum cocok dan pantas untuk dikonsumsi si anak.

Nah, bagaimana pendapat Google, sebagai induk YouTube, mengenai hal tersebut? Menurut Veronica Utami, Head of Marketing Google Indonesia, semua YouTuber sebenarnya bebas untuk berekspresi.

Hal tersebut karena YouTube percaya dengan prinsip kebebasan ekspresi. Oleh karena itulah, konten-konten yang diselingi dengan kata-kata kasar tampaknya tidak akan bisa hilang dari YouTube.

"Saya rasa semua orang bebas untuk mengekspresikan diri mereka seperti yang diinginkan," tutur Veronica saat dijumpai KompasTekno di Jakarta, Rabu (25/1/2017).  

Sistem "flag"

Meski bebas, YouTube sebenarnya tidak benar-benar tutup mata dengan konten yang diselingi kata-kata kasar. Veronica berkata, YouTube punya sistem kontrol berbasiskan komunitas.

Pengguna dikatakan bisa flag sebuah video, jika dianggap tidak pantas. Nantinya, jika laporan yang masuk untuk sebuah video sudah banyak, anak-anak di bawah umur atau tidak login, tidak bisa memutar video tersebut.

Informasi Login memang diperlukan untuk mengetahui umur si penonton video di YouTube.   

"Sebagai orangtua, saya atur YouTube di restricted mode. Artinya, konten-konten yang masuk ke restricted (ditentukan oleh YouTube, peng-upload video, atau sistem flag berbasiskan komunitas) tidak akan ditonton oleh anak-anak," ujar Veronica.

Baca: Fakta Mengejutkan soal Awal Mula YouTube

Bisa saja diblokir

KompasTekno sempat menanyakan, apakah YouTube bisa menghapus sebuah akun jika diminta oleh banyak orang, meski follower-nya berjumlah sangat banyak. Veronica menyatakan, YouTube tidak menutup peluang tersebut.

"Apa saja bisa terjadi di situs web," katanya.

Pihak YouTube juga saat ini dikatakan mulai banyak mendampingi para YouTuber untuk membuat konten yang positif. Dengan cara ini, diharapkan kata-kata kasar bisa mulai hilang dari YouTube secara perlahan.

"Kita juga sudah banyak bekerja sama dengan YouTuber. Kami bekerja sebisa mungkin untuk membuat (YouTuber menghasilkan) konten yang positif," pungkas Veronica.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com